Pada 1 November 2022, ke-13 penyandang disabilitas itu  menandatangani kontrak kerja di Arsyadina. Selain meneken surat kontrak kerja, para penyandang disabilitas juga menerima buku tabungan Bank BRI. Berikut seperangkat seragam kerja berupa kemeja dan kaus.
***
Saya melihat seisi ruangan di konveksi Arsyadina. Cukup rapi untuk ukuran usaha yang bertumbuh. Masing-masing divisi dikelompokkan. Yang terbanyak tentu para penjahitnya. Di antara mereka ini ada beberapa tuna rungu wicara. Â
Bagaimana ceritanya Arsyadina bisa merekrut mereka hingga mereka? Arif Sayfuddin mengaku menerima kaum disabilitas dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Surabaya. Sebelumnya, disnaker menerima surat lamaran kerja dari kaum disabilitas itu.
Oleh disnaker kemudian disalurkan ke beberapa perusahaan dan pelaku usaha yang membutuhkan, salah satunya Arsyadina. Dari 13 orang penyandang disabilitas tersebut, delapan di antaranya Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Mulia Surabaya, sisaanya berasal dari SLB lain.
Setelah direkrut, para penyandang disabilitas tersebut menjalani masa training atau magang. Dalam proses itu, Arsyadina dibantu dua orang yang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan mereka untuk mempermudah dalam menyampaikan instruksi saat bekerja.
"Karena terbukti sudah bisa menjalankan pekerjaan sesuai instruksi, akhirnya kami kontrak mereka selama setahun," tutur pria kelahiran Surabaya, 25 Januari 1989 ini.
Para penyandang disabilitas itu, imbuh Arif, ditempatkan di divisi sesuai ketrampilan yang dimiliki. Ada yang ditempatkan bagian memotong, menjahit, dan cleaning service.
Tidak semua kaum disabilitas yang bekerja tuna rungu dan wicara. Ada satu orang tunagrahita. Dibandingkan penyandang disabilitas lainnya, dia cukup sulit mengikuti irama kerja di Arsyadina. Tugas yang diberikan tidak pernah kelar. Pada akhirnya, dia memilih untuk membantu bersih-bersih kantor saja. Â
 Sementara kaum disabiltas lainnya tidak mengalami hambatan besar dalam bekerja. Biasanya, Arif memberikan tugas sehari sebelum mereka bekerja. Kalau butuh cepat juga bisa pada saat itu juga. Mereka juga tak segan bertanya bila kurang memahami tugasnya. Â