Program bantuan untuk MBR ini sudah dilaksanakan sejak kepemimpinan Tri Rismaharini, saat itu masih menjabat wali kota Surabaya dan kini menjabat Menteri Sosial. Program tersebut kini dilanjutkan olah penggantinya, Wali Kota Eri Cahyadi.
"Tapi meski pun sudah dapat bantuan dari Pemerintah Kota Surabaya, mereka tetap tidak bayar penuh," jelas Mizan, lalu tersenyum.
Â
Bantuan HM Noer
Suatu ketika, surat kabar lokal di Surabaya menulis tentang kondisi Madrasah Mufidah. Sekolah yang berada di kawasan Surabaya Utara tersebut harus berjibaku di tengah kesulitan finansial. Banyak siswanya berasal dari kalangan kurang mampu.
Surat kabar tersebut melaporkan, betapa berat posisi Madrasah Mufidah yang harus bersaing dengan sekolah-sekolah lebih maju dan modern. Namun semangat para pendidik madrasah itu pernah tak surut.
Kabar tersebut sampai juga kepada HM Noer, yang kala itu sudah tidak menjabat lagi sebagai gubernur Jawa Timur. Pria bernama lengkap Raden Panji Mohammad Noer itu trenyuh dan prihatin dengan kondisi yang dialami Madrasah Mufidah. Â Â
Karena itu, HM Noer yang dikenal sebagai sosok egaliter itu, lantas memberikan bantuan kepada Madrasah Mufidah.
"Saya tidak ingat tanggalnya. Yang pasti, Pak Noer nyumbang untuk madrasah ini. Besarnya Rp 250 ribu. Saat itu relatif besar. Cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan sekolah," ungkap Mizan Lazim.
Saat wawancara, saya berinisiatif mengontak Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sadaqah Muhammadiyah (Lazismu) Jawa Timu, drh Zainul Muslimin.