Setelah terjadinya huru-hara, otoritas Arab Saudi, yaitu Syarief Husen, memerintahkan kepada seluruh orang asing segera meninggalkan Mekkah. Setelah mendengar keputusan tersebut, Mas Mansur meninggalkan Mekkah dan pergi ke Mesir.
Â
Bekas Kandang Kambing
Sebelum mendirikan madrasah, Mas Mansur sempat bingung lantaran tak memiliki tanah untuk didirikan bangunan. Ia lantas melirik kandang kambing yang terletak di sebelah timur pondok pesantren ayahnya. Dia lantans menyampaikan keinginan itu kepada ayahnya.
"Pada akhirnya, di atas tanah bekas kandang kambing yang berbentuk tegak lurus itu dibangunlah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa ruang kelas, ruang kantor dan kamar mandi," jelas Andi Hariyadi, sekretaris tim penulis Sejarah Muhammadiyah Surabaya. . Â
Andi bersama Choirul Anam atau karib disapa Ki Anam, sejarawan alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) menyusun buku tersebut. Ki Anam kini telah menghadap Sang Khalik.Â
Andi menunjukkan referensi, jika pada Sabtu, 3 Muharram 1340 H atau 16 Agustus 1922, diresmikan madrasah yang diberi nama Hizbul Wathan, meminjam nama organisasi kepanduan Muhammadiyah yang didirikan pada tahun 1918.
Tak lama kemudian, madrasah itu berganti nama menjadi Mufidah. Madrasah ini bertujuan membentuk manusia muslim berakhlak mulia dan percaya pada diri sendiri.
Madrasah Mufidah menggunakan sistem Mesir. Bisa dibilang paling modern saat itu. Jadwal pelajaran Madrasah Mufidah dibagi menjadi dua, dari jam 08.00 --12.00 WIB untuk siswa, dan dari jam 14.00-16.00 WIB untuk siswi.
Mata pelajaran yang diberikan adalah: nahwu, sharaf, tauhid, fikh, tarikh, tajwid, tahsinul khat, tafsir, hadis dan akhlak. Pelajaran pengetahuan umumnya adalah: berhitung, menyanyi, menggambar, bahasa Indonesia, bahasa daerah, bahasa Belanda, dan bahasa Inggris. Sedangkan pelajaran ekstrakurikuler antara lain baris berbaris dan pencak silat.