Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Punya Target, Gak Usah Terjebak Bad Mood

29 Mei 2021   21:41 Diperbarui: 31 Mei 2021   12:37 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto:unctad.org

Begitu pula ketika ada insiden kecelakaan, saya berusaha membangun harapan. Suatu ketika, saya pernah menurunkan laporan kejadian yang berbeda. Jika biasanya judul berita mengungkap berapa banyak korban tewas, saya memilih memilih judul korban yang selamat.

Saya juga mendorong wartawan di lapangan untuk mencari orang-orang hebat yang berada di tengah insiden kecelakaan itu. Yang rela menghabiskan waktu dan meluangkan tenaga untuk menolong para korban.

3. Menjadi pendengar yang baik

Pergaulan itu penting. Bagi saya, banyak bergaul adalah salah satu kunci mendapatkan ide, wawasan, informasi dan pengetahuan. Kita akan mendapatkan banyak perspektif ketika mendekat dan mendengar pendapat orang lain. 

Kebiasaan menjadi pendengar yang baik saya lakukan sejak dulu. Terlebih ketika bersama narasumber. Saya menjauhkan perdebatan ketika menjadi pewawancara.

Ketika menjadi pendengar yang baik, saya merasakan justru punya keleluasaan menggali apa yang dibutuhkan. Data, informasi, temuan, pengetahuan, dan lain sebagainya.

Hasil yang dituai juga jauh lebih baik. Tulisan lebih berbobot. Lebih mendalam. Data yang disajikan juga lebih komplet. Alur ceritanya bisa runtut dan berkarakter.   

4. Mencatat dalam notes

Ada kebiasaan kecil yang biasa saya lakukan untuk mengumpilkan ide dan gagasan agar tidak hilang. Yakni, mencatat dalam notes, buku saku. Kalau sekarang malah lebih mudah dengan smartphone.

Ketika berkendara, saya kerap memikirkan hal-hal yang bisa ditulis. Seketika itu, saya memilih untuk berhenti dan mencatat apa saya yang terlintas dalam pikiran saya.

Saya melakukan hal itu lantaran terinspirasi Eep Saefulloh Fatah. Pengamat politik UI itu punya kebiasaan menjaring ide dan gagasan dalam notes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun