Sementara itu, berdasarkan survei eBC, sebanyak 54 persen rumah tangga memiliki 4 hingga 5 anggota keluarga yang mengakses internet di rumah.
Dan hampir semua anggota keluarga yang mengakses internet di rumah tersebut suka tayangan streaming.
Pertambahan proporsi yang mengakses internet dengan kebutuhan bandwidth besar di rumah tangga. Seperti streaming, game online, hingga download/upload dalam dua tahun terakhir mengalami kenaikan dua kali lipat.
Tahun 2018, proporsi pengakses internet di rumah tangga yang membutuhkan bandwidth besar baru sekitar 25 persen. Sedangkan pada tahun 2020 sudah mencapai 60 persen.
"Sehingga tidak aneh apabila pelanggan sering kali merasakan ketidaknyamanan saat mengakses internet di rumah," jelas Fajar.
Logikanya, sambung dia, semakin banyak pengguna yang menggunakan internet di jaringan yang sama, maka jaringan internet berpotensi melambat.
Akibatnya kualitas akses internet di rumah menjadi terasa kurang stabil. Hal seperti ini agaknya yang belum dipahami oleh sebagian besar pelanggan.
Saat ini, terang Fajar, proporsi pelanggan fixed broadband rumah tangga dengan paket 10Mbps ada kurang lebih 60 persen. Pada kelompok pelanggan dengan paket berlangganan 10 Mbps ini, idealnya jumlah perangkat yang secara bersamaan terhubung ke jaringan internet di rumah tangga tersebut tidak lebih dari 3 perangkat.
Untuk pelanggan paket 20 Mbps, perangkat yang disarankan terhubung dengan internet kurang lebih 3 hingga 5 perangkat. Dan tentunya, akan bisa lebih banyak perangkat yang terhubung apabila pelanggan mau berlangganan paket di atasnya.
"Namun, kenyataannya jumlah perangkat yang terhubung internet di rumah tangga pelanggan paket 10 Mbps bisa lebih dari 3 perangkat," jlentreh dia.
Baca juga: Sekarang Jangan Harap Ada Pelanggan Setia