Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kecepatan Internet Sering Dikeluhkan Pelanggan, Kenapa?

15 Mei 2021   15:35 Diperbarui: 18 Mei 2021   17:12 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: ie.binus.ac.id

Kecepatan jaringan internet masih sering dikeluhkan masyarakat. Banyak pelanggan tidak puas dengan kecepatan internet di rumah. Acap kali terjadi gangguan penurunan kualitas pada layanan internet.

Terlebih di masa pandemi covid-19, di mana internet di rumah menjadi akses utama bagi konsumen. Di mana, masyarakat banyak melakukan kegiatan bekerja di rumah (work from home). 

Ketidakpuasan ini acap kali dimuntahkan banyak orang di media sosial. Berbagai komentar bermunculan dan saling susul menyusul. Menjadi pembahasan liar yang tak terkendali.

Fajar Haribowo, Research Manager enciety Business Consult (eBC), mengakui fenomena itu agak sering terjadi belakangan ini. Menurutnya hal itu disebabkan makin tingginya penggunan internet di Tanah Air.

Dia lalu menyebut, secara nasional, kepadatan jumlah smartphone di rumah tangga mengalami kenaikan dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu. Saat ini, rata-rata ada 4 smartphone di rumah tangga.

"Tak dapat dipungkiri lagi, pertambahan ini mencerminkan tingginya kebutuhan akan internet di keluarga," tutur Fajar.

Pandemi ini, sebut dia, sungguh telah menciptakan kebiasaan baru. Banyak orang terhubung dengan internet karena harus mengikuti protokol kesehatan (prokes) dengan mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan.

Baca juga: Internet, Pengangguran, dan Bonus Demografi

Pada gilirannya aktivitas masyarakat semakin banyak dilakukan melalui online. Waktu yang tercurah untuk melakukan kegiatan virtual makin tinggi.

Kata Fajar, waktu yang dihabiskan orang untuk berinternet naik signifikan. Tahun 2020, rata-rata lama akses internet 8-9 jam per hari. Lebih tinggi dibandingkan lima tahun lalu yang rata-rata baru 4 jam per hari.

Menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet indonesia (APJII) periode 2019 - 2020 kuartal kedua, jumlah pengguna internet di Indonesia menjadi 196,7 juta jiwa, sekitar 73 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan 25,5 juta atau 8,9% dibandingkan tahun 2018.

Sementara itu, berdasarkan survei eBC, sebanyak 54 persen rumah tangga memiliki 4 hingga 5 anggota keluarga yang mengakses internet di rumah.

Dan hampir semua anggota keluarga yang mengakses internet di rumah tersebut suka tayangan streaming.

Pertambahan proporsi yang mengakses internet dengan kebutuhan bandwidth besar di rumah tangga. Seperti streaming, game online, hingga download/upload dalam dua tahun terakhir mengalami kenaikan dua kali lipat.

Tahun 2018, proporsi pengakses internet di rumah tangga yang membutuhkan bandwidth besar baru sekitar 25 persen. Sedangkan pada tahun 2020 sudah mencapai 60 persen.

"Sehingga tidak aneh apabila pelanggan sering kali merasakan ketidaknyamanan saat mengakses internet di rumah," jelas Fajar.

Logikanya, sambung dia, semakin banyak pengguna yang menggunakan internet di jaringan yang sama, maka jaringan internet berpotensi melambat.

Akibatnya kualitas akses internet di rumah menjadi terasa kurang stabil. Hal seperti ini agaknya yang belum dipahami oleh sebagian besar pelanggan.

Ilustrasi foto: sherpa.ai
Ilustrasi foto: sherpa.ai

Saat ini, terang Fajar, proporsi pelanggan fixed broadband rumah tangga dengan paket 10Mbps ada kurang lebih 60 persen. Pada kelompok pelanggan dengan paket berlangganan 10 Mbps ini, idealnya jumlah perangkat yang secara bersamaan terhubung ke jaringan internet di rumah tangga tersebut tidak lebih dari 3 perangkat.

Untuk pelanggan paket 20 Mbps, perangkat yang disarankan terhubung dengan internet kurang lebih 3 hingga 5 perangkat. Dan tentunya, akan bisa lebih banyak perangkat yang terhubung apabila pelanggan mau berlangganan paket di atasnya.

"Namun, kenyataannya jumlah perangkat yang terhubung internet di rumah tangga pelanggan paket 10 Mbps bisa lebih dari 3 perangkat," jlentreh dia.

Baca juga: Sekarang Jangan Harap Ada Pelanggan Setia

Kata Fajar, Internet Service Provider fixed broadband seperti IndiHome yang masih setia mengelola pelanggan dengan paket berlangganan 10 Mbps. Ini karena IndiHome punya tanggung jawabnya untuk ikut mendukung pemerataan internet bagi seluruh warga negara.

Karena tanggung jawab itu, IndiHome harus siap mendapatkan keluhan pelanggan. Terlebih lagi, rumah tangga yang dihuni kaum milenial dan generasi Z juga semakin banyak seiring dengan pertambahan kelompok usia atau generasi ini.

Proporsi penonton video/tv dan music streaming, melakukan video call, dan bermain game online Gen Z dan Milenial sangat tinggi. Jauh lebih tinggi dibandingkan Gen X maupun Baby Boomers.

Dengan aktivitas berinternet semacam itu, tentu saja mereka akan cepat merasa tidak puas kualitas internet di rumah. 

Hal ini menjadi pekerjaan yang semakin tidak mudah bagi Internet Service Provider dalam mengelola keluhan pelanggan tersebut. Bagaimana pun, perubahan perilaku pelanggan dan demografi di dalam rumah tangga tidak mungkin dihindari.

"Kuncinya adalah bagaimana kecepatan internet service provider dalam mengedukasi pelanggan," pungkas Fajar. (wh)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun