Ramadan juga membuat kami lebih dekat dengan masjid. Banyak aktivitas yang kami lakukan di masjid. Membantu bersih-bersih, membersihkan keramik tempat wudlu, menjemur karpet, menata perpustakaan, dan lainnya. Â Â
Usai Subuh, kalau tidak ada ceramah, saya melanjutkan membaca Alquran. Saat masih duduk kelas 6 SD (sekolah dasar), saya sudah menamatkan membaca Alquran. Di usia itu, saya juga diajari oleh para ustad untuk adzan. Â Â
Sebelum adzan Maghrib, saya membantu menyiapkan takjil dan buka puasa. Biasanya, saya menerima kiriman makanan dan minuman dari warga. Kolak, teh manis, es sirup, es buah, dan lainnya. Juga menu gorengan, pisang goreng, ote-ote, tahu isi, plus nasi bungkus. Menu-menu tersebut juga disisihkan untuk tadarus.
Ketika Ramadan, saya juga sering tidur di masjid. Bukan di ruang utama, tapi bangunan di sampingnya yang biasa dipakai untuk mengaji. Aktivitas itu juga dilakukan banyak anak-anak seusia saya dan juga orang dewasa. Setelah Tarawih, lalu dilanjutkan tadarus, malam hari tidur di masjid beralas karpet.
Lha, ketika tidur di masjid itu, keinsengan dan kejahilan teman-teman saya muncul. Mengerjai teman-temannya yang sudah tidur. Modelnya kami sebut "kopling". Entah siapa dan dari mana nama itu muncul. Yang jelas, kalau sudah kena kopling pasti gibras-gibras.
Kopling ini dilakukan dengan membakar kayu kecil pada korek api. Hasilnya pembakarannya kemudian ditempelkan di sela-sela jari kaki. Setelah itu dibakar. Seperti sumbu bom, lamat tapi pasti, pembakaran merambat. Hingga akhirnya menyentuh kulit. Rasanya, duhh, menyengat, panasss...
Mereka yang kena kopling pasti bangun dan mengibas-ngibaskan kakinya. Jika demikian, anak-anak yang ngerjai pada pura-pura tidur biar tidak dituding yang meng-kopling. Padahal dalam kepura-puraan tidurnya mereka tertawa cekikikan.
Kenakalan itu kami ceritakan ketika sudah dewasa. Terutama saat sama-sama kembali ke kampung saat Lebaran. Kami pun membongkar rahasia, siapa yang kena kopling dan siapa melakukan. Termasuk aksi menyalakan mercon bumbung. Nostalgia itu benar-benar membuat hati kami bahagia. (agus wahyudi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H