***
 Pandemi covid-19 memasuki tahun kedua. Kesibukan Zainul Muslimin menakhodai Lazismu Jawa Timur, sangat padat. Ratusan titik telah dikunjungi. Puluhan ribu bantuan sudah disebar. Bukan hanya wilayah di Jawa Timur, tapi juga beberapa daerah di wilayah Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jakarta.
 Ketika awal pandemi, Maret 2019, Zainul berjuang keras melakukan pencegahan penularan virus berbahaya itu. Dia melakukan penyemprotan disinfektan secara massif di musala, masjid, sekolah, panti asuhan, dan sebagainya.
 Zainul berkaca dari tugas para tenaga kesehatan (nakes) yang menghadapi risiko sangat besar. Pun dampak sosial yang dirasakan masyarakat. Gerakan Lazismu kemudian menyasar warga terdampak dengan membagi sembako dan nasi bungkus kepada ojek online (ojol), anak-anak jalanan, dan kaum dhuafa.
 Setelah beberapa bulan, Zainul mulai melihat segmen lain yang perlu disentuh. Guru-guru yang terdampak, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), pedagang kecil yang dibantu permodalan lewat Bank Ziska, dan lainnya. Â
 Hampir tiap hari, Zainul turun. Sepekan bisa tiga sampai empat kali keliling daerah. Dia mengecek dan memastikan distribusi bantuan yang diterima masyarakat. Itu dilakukan lantaran dia ingin lembaga yang dipimpinnya bisa menjaga kredibilitas dan kepercayaan publik. Â
Di lapangan, Zainul bisa melihat kendala dan problematikanya. Dari urusan teknis sampai informasi hoax. Pernah, saat mengirim probiotik ke Jogja, Zainul sempat cemas dengan kabar penutupan wilayah. Ternyata setelah di sana tidak ada apa-apa.Â
Ketika mendekati Idul Adha di masa pandemi, Zainul mendapatkan berkah. Pasalnya, terobosan dia yang melakukan pengalengan daging sejak 2017, menjadi solusi efektif. Awal merealisasikan pengalengan daging nilainya sekitar Rp 500 juta. Tahun 2018, jumlahnya meningkat menjadi Rp 1,8 miliar. Dan masa pandemi naik menjad Rp 2,05 miliar.
 Tahun 2020, Lazismu merealisasikan kenaikan 400 persen, sekitar Rp 8,3 miliar untuk pengalengan daging. "Cukup besar. Tapi karena sering kita ucapkan akhirnya menjadi kenyataan. Nah, untuk tahun 2021, saya targetkan Rp 25 miliar," ucap Zainul, lalu tersenyum