Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Dokter Hewan dan "Cibiran" Jabatan Ketua Amil Zakat

23 Januari 2021   12:57 Diperbarui: 23 Februari 2021   21:31 2022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
drh. Zainul Muslimin. Foto: pshw

Saya selalu senang menulis tentang orang-orang pemberani dan menginspirasi. Siapa pun dia. Yang mau melibatkan diri dalam urusan kemasyarakatan. Punya kepedulian sosial dan empati. Melakukan aksi-aksi nyata dalam menolong sesama. Terutama di tengah masa sulit dan krisis seperti sekarang.

Seperti kawan yang satu ini. Namanya, Zainul Muslimin. Seorang dokter hewan. Alumnus Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Menjabat Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Jawa Timur.

Zainul sejatinya seorang pengusaha. Punya puluhan bisnis. Dari peternakan kelinci, ayam kampung, kambing, sapi, dan ayam petelur. Juga usaha jual beli sembako, katering, dan restoran. Sebagian bisnisnya sudah diurus istri dan saudaranya. Pendeknya, kalau urusan periuk nasi dan rumah sih, bagi Zainul sudah selesai.

Ketika menjabat ketua Lazismu Jawa Timur, Zanul sering digojlok teman-temannya. Kok, dia mau menjalankan aktivitas dan jabatan yang tidak linier dengan background pendidikannya?

"Dokter hewan kok jadi ketua amil zakat?" begitu "cibiran" beberapa temannya.

Ada lagi yang berucap begini,"Zainul, karepmu kakean. Modal gak pathek akeh, tapi karepmu akeh. (Zainul keinginanmu kebayakan. Modal tidak besar, tapi keinginanmu banyak, red)."

Zainul tak pernah bereaksi dengan semua cibiran itu. Apalagi menelan dalam hati atau bikin baper. Dia sungguh tak ingin menganggap serius komentar-komentar orang lain. Cukup bagi dia membalas dengan senyuman.

Sejak dulu, Zainul selalu yakin dengan keniscayaan ini: jika ingin mendapat hasil yang baik, maka lakukanlah perbuatan yang baik. Memudahkan urusan orang lain akan dibalas dengan kemudahan dalam urusan kita.

Tak hanya itu saja. Berbuat kebaikan, bagi Zainul, sangat butuh percepatan. Jangan sampai tertunda dengan alasan kesibukan. Dia selalu mengingat kata fas'au (bersegeralah) yang termaktub dalam Quran Surat Al-Jumu'ah ayat 9:

"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

 ***

Zainul Muslim sebelum turba ke daerah. foto: lazismu jatim
Zainul Muslim sebelum turba ke daerah. foto: lazismu jatim

 Pandemi covid-19 memasuki tahun kedua. Kesibukan Zainul Muslimin menakhodai Lazismu Jawa Timur, sangat padat. Ratusan titik telah dikunjungi. Puluhan ribu bantuan sudah disebar. Bukan hanya wilayah di Jawa Timur, tapi juga beberapa daerah di wilayah Jawa Tengah, Jogjakarta, dan Jakarta.

 Ketika awal pandemi, Maret 2019, Zainul berjuang keras melakukan pencegahan penularan virus berbahaya itu. Dia melakukan penyemprotan disinfektan secara massif di musala, masjid, sekolah, panti asuhan, dan sebagainya.

 Zainul berkaca dari tugas para tenaga kesehatan (nakes) yang menghadapi risiko sangat besar. Pun dampak sosial yang dirasakan masyarakat. Gerakan Lazismu kemudian menyasar warga terdampak dengan membagi sembako dan nasi bungkus kepada ojek online (ojol), anak-anak jalanan, dan kaum dhuafa.

 Setelah beberapa bulan, Zainul mulai melihat segmen lain yang perlu disentuh. Guru-guru yang terdampak, pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), pedagang kecil yang dibantu permodalan lewat Bank Ziska, dan lainnya.  

 Hampir tiap hari, Zainul turun. Sepekan bisa tiga sampai empat kali keliling daerah. Dia mengecek dan memastikan distribusi bantuan yang diterima masyarakat. Itu dilakukan lantaran dia ingin lembaga yang dipimpinnya bisa menjaga kredibilitas dan kepercayaan publik.  

Di lapangan, Zainul bisa melihat kendala dan problematikanya. Dari urusan teknis sampai informasi hoax. Pernah, saat mengirim probiotik ke Jogja, Zainul sempat cemas dengan kabar penutupan wilayah. Ternyata setelah di sana tidak ada apa-apa. 

Zainul Muslimun mempraktikkan cara menyembelih hewan. Foto: pwmu
Zainul Muslimun mempraktikkan cara menyembelih hewan. Foto: pwmu

Ketika mendekati Idul Adha di masa pandemi, Zainul mendapatkan berkah. Pasalnya, terobosan dia yang melakukan pengalengan daging sejak 2017, menjadi solusi efektif. Awal merealisasikan pengalengan daging nilainya sekitar Rp 500 juta. Tahun 2018, jumlahnya meningkat menjadi Rp 1,8 miliar. Dan masa pandemi naik menjad Rp 2,05 miliar.

 Tahun 2020, Lazismu merealisasikan kenaikan 400 persen, sekitar Rp 8,3 miliar untuk pengalengan daging. "Cukup besar. Tapi karena sering kita ucapkan akhirnya menjadi kenyataan. Nah, untuk tahun 2021, saya targetkan Rp 25 miliar," ucap Zainul, lalu tersenyum

 Saat pandemi, terjadi pula bencana. Seperti irama yang berulang. Tahun demi tahun bencana terjadi di berbagai daerah. Dari banjir sampai gempa bumi. Lazismu mengoptimalkan gudang-gudang kemanusiaan untuk memudahan mobilisasi logistik.

 Zainul yakin harus ada cadangan. Jangan bencana terjadi kita baru sibuk fundrising. Sehingga bisa segera action. Penangannya pekan pertama dengan tanggap darurat dan pasokan makanan. Berikutnya rehabilitasi yang tidak cuma bisa dilakukan sebulan atau dua bulan. Seperti Lazismu merehabilitasi sejumlah banguna di di NTT dan Palu, sampai sekarang masih berjalan.

 ***

beberapa makanan kaleng yang disumbangkan saat bencana. Foto: lazismu jatim
beberapa makanan kaleng yang disumbangkan saat bencana. Foto: lazismu jatim

Dalam memimpin Lazism,, Zainul Muslimin berprinsip seperti lokomotif kereta api. Lokomotif yang kuat akan bisa berjalan dan menarik gerbongnya. Sikap dan perilaku mereka yang di depan akan diteladani orang-orang di sekelilingnya.   

 Pun Zanul yakin jika potensi untuk membunuh semua urusan dan pekerjaan adalah pimpinannya. Ketika pimpinan tidak bergerak, maka amanah itu pasti rontok.

 "Bagi saya, kunci menjalankan amanah ini ada empat, yakni serius, diurus, fokus dan terus menerus. Saya yakin akan ketemu kesuksesannya," tutur dia.

 Perubahan sebuah ketetapan. Setiap detik ada perubahan. Supaya tidak tertinggal, sikap dan perilaku adaptif sangat diperlukan. Seperti di masa pandemi, Zainul melihat tidak semua berhenti. Restoran yang semula tutup ahirnya bisa jualan online karena banyak orang takut keluar rumah. Ada temannya yang bisa mendulang rupiah setelah membuat pabrik masker.

 Pada titik ini, Zainul menilai, sejauh apa pun rasionalitas kita mengembara, ujungnya pasti pada "Rabbana ma khalaqta hadza bathilan subhanaka faqina 'adzaban nar." (Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa Neraka.) (Surat Ali Imran ayat 191)  

 Menjalani sisa usia, Zainul tak pernah punya impian muluk-muluk.  Keinginannya pergi ke Tanah Suci sudah terpenuhi. Bahkan, tiap tahun sebelum pandemi, dia pergi ke Mekkah mendampingi jamaah haji.

Bagi Zainul, urusan dunia cukup di tangan, tak perlu dipendam ke hati. Dia selalu teringat perbincangan dengan Kiai Ahmad Zainuri asal Pasuruan, sebulan sebelum wafat. Kiai sepuh tersebut selalu aktif berkegiatan di Muhammadiyah.

 Ketika itu, Zainul bertanya alasan keaktifan Kiai Zainuri. Sang kiai bilang jika hidup itu seperti lari. Ada saatnya kita akan mencapai finish. "Kalau orang ingin jadi juara orang harus melakukan lari sprint. Inshaa Allah yang saya lakukan ini adalah untuk lari sprint," ucap Kiai Zainuri

 Zainul tersentak. Sejak mendengar penjelasan Kiai Zainuri, dia tak pernah bertanya ketika banyak orang lanjut usia masih ikut berkegiatan di Muhammadiyah. Karena mereka ingin mengekspresikan kehidupan sosial sebagai bekal di akhir hayat. (agus wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun