Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Syiir

7 April 2020   15:00 Diperbarui: 8 April 2020   05:13 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Syahran melagukan syiir itu. Dengan suara lembut. Ipang belum jenak. Napasnya masih bertempur keras. Ipang tertidur jelang imsyak setelah tangis berangsur mereda. Setelah energinya banyak terkuras..

Banyak tetangga Syahran prihatin. Sebagian besar menganggap tangis Ipang di luar aura kewajaran. Banyak yang mempertanyakan, apakah tangis panjang lantaran situasi buruk mendera batin?

"Mungkin ada pengaruh roh halus," begitu beberapa orang menafsir.

"Tangisnya janggal. Biasanya, bayi umur segitu selalu mudah untuk ditempeli makhluk nggak nggenah (iblis). Coba tilik rumahmu, Mas, pasti ada yang nggak beres," tetangga lain, menimpali.

Syahran berusaha tak terpancing. Bagi dia, roh halus, demit, jin atau sejenisnya sudah sering ia dengar. Rumah yang ditempatinya kini, sebelumnya juga disebut menjadi sarang jin. 

Beberapa orang pintar sempat meneropongnya. Mereka memberikan berbagai analisis mistis yang berbeda. Ada yang menyebut rumah Syahran diwarisi jin perjuangan.

Lha, jin perjuangan? "lya, ia seorang revolusioner, Mas. Keinginannya mati ditembak kompeni tak kesampaian. la mati di tangan kawan dekatnya sendiri setelah mencuat fitnah ada penyusupan antek PKI. Dia tak mau meninggalkan rumahmu," sebut Mbah Darmo yang menjadi penasihat spiritual sejumlah pejabat tinggi.

Lha? "Tenang saja, ia bisa pergi kapan pun tanpa kau usir. Perbanyaklah mengaji dan membaca Al Fatihah," ucap Mbah Darmo.

Lain lagi dengan Eyang Kasdolah. Namanya sebenarnya Jarkoni. la teman sekelas Syahran sewaktu masih duduk di sekolah dasar. Dulu, kawannya itu ia dipanggil Ustad Jarkoni. 

Namun setelah banyak temannya memplesetkan namanya, Jarkoni: isok ujar gak isok ngelakoni (bisa ngomong tapi tidak bisa menjalani), ia pensiunkan nama pemberian orang tuanya itu.

Kasdolah adalah nama kakeknya. Konon, kakeknya itu diyakini sakti dan sering mengobati orang sakit dengan kekuatan doa dan tenaga dalam. Lalu, sapaan eyang dipilih karena uban tumbuh subur di kepalanya. Seperti peran guru di film silat. Sejak muda, Jarkoni dipercaya punya instuisi yang tak wajar. la bisa meneropong gejala alam di luar kemampuan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun