"Benar kan. Gak sedikit pun tergores," begitu kelakar saya.
***
Riuh dukungan suporter bergema di dalam Stadion GBT. Di tribun, penonton segala usia ada. Bahkan anak-anak balita banyak yang ikut bergembira menyaksikan momen tersebut.
Awalnya, saya membayangkan, Opening Ceremony Liga 1 2020 bakal disajikan konser musik. Dengan panggung megah. Berikut sound system berkekuatan besar dan lighting spektakuler. Juga ada artis dan penyanyi beken. Seperti yang sering dilakukan di event-event sebelumnya.
Namun yang terjadi sebaliknya. Di tengah lapangan, ratusan anak-anak belasan tahun yang tampil. Mereka bergoyang Tik-Tok yang kini lagi viral. Sangat menghibur dan atraktif. Penonton bersemangan ikut manari dan berjoget bersama. Atraksi ditutup dengan penyajian bendera dan maskot 18 klub dan kontestan Liga 1 2020.
Di tribun VVIP tempat kami melihat, cukup banyak tamu. Di antaranya Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan, Menpora Zainudin Amali, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Presiden Persebaya Azrul Ananda bersama ayahnya, Dahlan Iskan.
Saya merekam pernyataan dan janji petinggi PSSI dan Menpora yang datang mewakili Presiden Jokowi. Iwan Bule, panggilan karib Mochammad iriawan, menegaskan jika sepak bola dijadikan sarana membangun silahturahmi, persahabatan, persaudaraan dan prestasi. Dia juga memastikan Liga 1 digelar lebih awal dan tepat sesuai rencana. Yang mempertandingkan 306 laga. Berlangsung dari 29 Februari hingga 31 Oktober 2020.
Menpora hampir senada. Dia tegas meminta kepada para peserta liga mengikuti kompetisi dengan sportivitas tinggi. Menpora meminta Kapolri agar Satgas Anti Mafia Bola tetap diteruskan.
Pemerintah, kata Menpora, mendukung tidak ada lagi pengaturan skor pertandingan. Dia juga sudah meminta Kapolri agar Satgas Anti Mafia Sepakbola tetap diteruskan untuk menjaga kompetisi dan pertandingan-pertandingan di Liga 1, Liga 2 dan Liga 3.
Kompetisi tepat waktu, persahabatan dan tak ada atur skor. Tiga hal ini yang saya catat. Mampukah ketiganya ditunaikan PSSI. Saya sengaja tak menyebut prestasi. Karena prestasi akan mengikuti jika ketiga hal tersebut terpenuhi di kancah persepakbolaan nasional.
Jujur, hingga sekarang publik terlalu banyak dibuat kecewa melihat atmosfer sepak bola Indonesia. Dari sepak bola "sandiwara" sampai aksi vandalisme. Di semua kasta (Liga 1, Liga 2, dan Liga 3), kasus dugaan atur skor pertandingan marak terjadi. Pengusutannya pun seperti mencari jarum di tumpukan jerami yang tecebur lumpur. Satgas Antimafia Bola  dituntus kerja ekstra keras membongkarnya. Meski beberapa tersangka sudah ditangkap.