Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ikhtiar Sehat setelah Tergencet "Vonis" Sulit Punya Anak

16 November 2019   14:28 Diperbarui: 16 November 2019   14:37 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian tawaran itu kami ikuti. Tapi malah membuat kami bingung. Merasa tertekan. Antara yakin dan ragu. Bahkan, saking judegnya kami sering "cekcok" gara-gara menerima atau menolak tawaran pengobatan alternatif.

Hingga tahun ketiga pernikahan, masih belum ada tanda-tanda kehamilan. Saya dan istri pasrah. Jika memang ini kehendak-Nya, kami terima. Kami pun sudah ancang-ancang mengadopsi anak.

Kami sepakat "puasa" bicara kehamilan. Kami juga putuskan tak datang lagi ke tempat praktik Dr Bambang Sukaputra. Sekarang, menjalani dan menikmati hidup. Membebaskan semua beban pikiran. Santai-santai saja. Gak kelewat ribet.

Kala itu, saya benar-benar merasakan betapa penting arti kesehatan. Dalam bermuhasabah (merenung), saya sepantasnya bersyukur. Ujian belum diberi momongan itu mah kecil. Sebab, banyak orang yang hidup berkecukupan tak bisa menikmati hidup lantaran sehari harus minum puluhan obat dan bolak-balik ke rumah sakit.  

Mumpung masih sehat, saya pun mulai mengurangi aktivitas keluyuran malam. Begadang. Seperti kebiasaan jurnalis. Jika gak urgen bener, saya memilih beraktivitas produktif di rumah. Menulis, membaca buku, menata tanaman, dan lainnya. Bahkan, kebiasaan merokok pun ikut berhenti.

Saya juga membiasakan tidur sebelum jam 11 malam. Bangun pagi, shalat subuh, lalu senam pagi atau jogging.  Pemenuhan kebutuhan bergizi dan nutrisi juga menjadi perhatian. Kebetulan, istri sangat paham dengan semua itu.   

Enam bulan lebih kami nggak ke dokter kandungan. Bagi kami, datang ke dokter malah bikin stres, hehe.. Ya, takut dengar kata-kata begini: "Lha piye jeng, gak bisa berkembang..."  

Dalam beberapa kali kesempatan, saya dan istri juga ambil cuti. Berlibur berdua. Gak jauh-jauh, sih. Yang sering ke Pandaan, Malang dan Batu. Pulang bawa sedikit oleh-oleh untuk dibagikan ke saudara dan tetangga. Itu sudah cukup membuat kami bahagia.

***

Siang itu, saat sedang liputan seminar di Hotel Tunjungan, istri menelepon. Dia mengabarkan positif hamil. Ah, benarkah? Saya gembira namun masih perlu memastikan secara medis. Malam hari, kami pergi ke tempat praktik Dr Bambang Sukaputra. Mengabarkan hasil tes kahamilan yang positif.

Waktu itu, Dr Bambang kaget. Setengah gak percaya, "Saya harus periksa dulu, jeng."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun