Sehari, Suparto bisa menulis sepuluh lembar di atas kertas folio, spasi tunggal, dengan font huruf 12. Ruang kerjanya sebuah kamar berukuran 4 x 3 meter. Ruang itu ada tempat tidurnya. Ada juga lemari dan rak buku, selain komputer berikut printer-nya. Banyak deretan dan dan tumpukan buku karyanya.
Suparto Brata juga sosok yang concern dengan sejarah Kota Pahlawan. Sudah ratusan artikel, cerpen, novel yang terkait dengan Surabaya. Baik yang berbahasa Indonesia maupun bahasa Jawa.
**
Suatu ketika, saya terlibat perbincangan hangat dengan Suparto Brata terkait Peristiwa 10 Nopember 1945. Yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Peristiwa heroik merebut kemerdekaan yang melibatkan Arek-Arek Suroboyo.
Menurut Suparto, hingga sekarang, peristiwa itu tak pernah terdokumentasi secara baik. Coba ditelisik, berapa banyak dokumentasi yang merekam peristiwa monumental tersebut? Tidak banyak. Â Â
Suparto lalu menyodorkan tiga buku yang ditulis peneliti Belanda. Yakni, Revolutie in Soerabaja karya W. Mellbuijsen (2000), Macaber Soerabaja 1945 karya Richard L, Kloesan (2004), dan Bersiap! (Opstand in Het Paradijs) karya DR. HTMBussemaker. Buku-buku tersebut sudah berulang kali dicetak ulang dan mendunia.
Selain tiga buku tersebut, Suparto meyakini masih ada buku-buku tentang Peristiwa 10 Nopember di Surabaya yang ditulis peneliti Belanda. Juga film-film yang dibuat warga Belanda dengan setting Peristiwa 10 Nopember 1945.
Bukan hanya itu. Hari Pahlawan hingga sekarang berasa hanya sebagai seremonial. Tiap tahun, Presiden RI memberi penghargaan kepada mereka yang telah berjasa terhadap perjuangan merebut kemerdekaan Republik Indonesia. Tahun ini, Presiden Jokowi memberi 6 tokoh gelar pahlawan. Â
Seperti dilansir KOMPAS.com, 6 tokoh yang dapat gelar pahlawan:
1. Abdoel Kahar Moezakir (anggota BPUPKI/PPKI)
2. Alexander Andries (AA) Maramis (anggota BPUPKI/PPKI)
3. KH Masykur (anggota BPUPKI/PPKI)
4. Prof M Sardjito (dokter dan eks Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada)
5. Ruhana Kudus (wartawan dan pendiri Sekolah Kerajinan Amai Setia di Koto Gadang)
6. Sultan Himayatuddin (Sultan Buton)
Semua plakat tanda jasa dan penghargaan gelar pahlawan nasional diberikan oleh Presiden Jokowi kepada para ahli waris.