Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sejak Dulu, Risma Pantang Minta Jabatan

22 Oktober 2019   14:38 Diperbarui: 24 Oktober 2019   03:05 655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Temenan, aku gak tau njaluk dadi wali kota. (Sungguh saya gak pernah minta jadi wali kota, red)," begitu kalimat yang meluncur dari bibir Risma.

Bagi Risma, jabatan gak boleh diminta. Karenanya, dua kali menjabat wali kota, dia tak pernah mengajukan diri. PDIP sebagai partai mengusung yang mendaftarkan dia ikut kontestasi politik. Hasilnya nyata. Risma terpilih dua periode. Perolehan suara terakhir sangat signifikan: 86,22 persen.

Saya juga mencatat, ketika ramai-ramai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017. Beberapa elemen masyarakat Jakarta datang ke Surabaya. Merayu Risma agar mau dicalonkan menjadi gubernur DKI Jakarta. Risma tegas menolak. Urusannya sekarang adalah fokus menuntaskan tugas sebagai wali kota Surabaya hingga 2020.

Sebagai pemimpin, Risma punya saham sosial yang besar. Makanya, dia tak merasa beban ketika ada gerakan politik yang memaksa dirinya mundur karena menolak Tol Tengah. Meski pada akhirnya gelombang penolakan itu surut setelah muncul gerakan rakyat yang massif mendukung Risma.    

Tingginya saham sosial itu bisa dilihat dari beberapa survei terakhir. Di mana, dukungan Risma untuk calon wali kota Surabaya periode 2020-2025, bakal  sangat menentukan. Sebab akan dapat modal awal elektabilitas sekitar 10 persen.

So, kini banyak orang menunggu, apakah Risma bakal masuk Kabinet Jokowi Jilid 2? Saya yakin, Risma tak terbebani rumor itu. Nothing to lose.  Waktu yang akan menjawab. Karena hanya kewarasanlah yang bisa membedakan mana loyang, mana emas di negeri ini. (agus wahyudi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun