Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Semanggi Instan Aminah "Terbang" ke Belanda dan AS

2 Oktober 2019   15:43 Diperbarui: 3 Oktober 2019   04:21 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aminah telah melakukan beberapa kali uji coba mengeringkan daun semanggi. Hingga dia menemukan cara yang dianggap pas. Di mana, daun semanggi yang baru dipanen, lantas dicuci bersih, ditiris, lalu dijemur selama satu hari kalau ada panas. Setelah itu, daun semanggi dipanaskan menggunakan mesin oven.

"Saya pakai oven untuk menghilangkan bakteri dan jamur. Makanya, kalau ada daun semanggi yang agak gosong itu akibat dioven," beber Aminah.

Proses berikutnya, Aminah memasukkan daun semanggi yang sudah dikeringkan ke dalam plastik kedap udara. Tujuannya agar tahan lama. Menurut dia, kalau dikeringkan dengan oven saja, rasa semanggi bisa berubah, makanya harus menggunakan juga sinar matahari.

Cara itu cukup efektif membantu penjualan semanggi ibunya, Anteng. Ketika masa paceklik daun semanggi, Anteng bisa tetap jualan pecel semanggi. Ada pasokan daun semanggi yang dikeringkan. Hal itu pada gilirannya membuat para penjual pecel semanggi di kampungnya bertanya-tanya. "Kok isok rendheng-rendheng dodolan (kok bisa musim hujan masih bisa jualan, red?" begitu kata mereka.

Belakangan, mereka tahu kalau Anteng punya cadangan daun semanggi yang dikeringkan. Kendati begitu, Anteng tak mau egois. Dia selalu berbagi bahan daun semanggi hasil pengeringan. Dia melayani penjual semanggi di kampungnya yang ingin kulakan daun semanggi. Harga grosir, bukan eceran tentunya. Sejak itu, ketika musim hujan tiba, di Surabaya masih banyak didapati penjual pecel semanggi. 

Menurut Aminah, dalam pengeringan daun semanggi harus pas. Tidak boleh terlalu kering karena bisa remuk. Aromanya juga beda. Setelah itu, daun semanggi dimasukkan plastik, lalu di-packing. 

Semanggi instan buatan Aminah diolah menjadi empat porsi dan bertahan hingga dua bulan. Selain daun semanggi, Aminah juga mengeringkan bumbu dan kerupuk puli yang menjadi satu sajian kuliner khas Surabaya ini.  

***

Aminah menerima penghargaan Pahlawan Ekonomi Award.foto: arya wiraraja
Aminah menerima penghargaan Pahlawan Ekonomi Award.foto: arya wiraraja
Semanggi instan Aminah tersebut direspons baik oleh para mentor Pahlawan Ekonomi. Aminah dianggap mampu membuat hal yang berbeda dalam melakoni usaha. Itu sangat diperlukan agar pelaku usaha bisa menggaet pasar kuliner yang menjanjikan. Aminah lantas mendapat penghargaan sebagai Juara Pertama Pahlawan Ekonomi Award 2015 Kategori Culinary Business.

Semanggi instan Aminah kemudian diikutkan program Tatarupa yang me-repackaging dan rebranding produk pelaku usaha Pahlawan Ekonomi. Hingga disepakati nama produknya, Selendang Semanggi. 

Produk Selendang Semanggi dibagi dua versi, ukuran 30 gram dan 80 gram. Untuk satu dus 30 gram dibandrol Rp 50 ribu, sedang satu dus yang 80 gram dihargai Rp 95 ribu. Dalam satu dus yang dibungkus plastik terdiri dari daun semanggi yang telah dikeringkan, bumbu pecel, dan kerupuk puli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun