Mohon tunggu...
AGUS WAHYUDI
AGUS WAHYUDI Mohon Tunggu... Jurnalis - setiap orang pasti punya kisah mengagumkan

Jurnalis l Nomine Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Insomnia

27 Agustus 2019   10:31 Diperbarui: 4 September 2019   12:27 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Darwis membeber sajadah yang dipungut dari almari. Wangi dari aroma stella fogo paper merebak. Dia menegakkan qiyamul lail. Rakaat demi rakaat dilakukan penuh kekhusyukan. Hingga tiba waktunya mengkahirinya dengan witir.

Duduk bersila, pria dengan segudang prestasi akademik itu, menengadahkan kedua tangannya. Merapal doa-doa yang sebagian besar dia belum tahu artinya. Darwis hanya percaya Allah tahu maksud dan kehendak dirinya. Karena Dia yang berhak dan kuasa membolak-balik hati manusia.

Tersisip sebuah dorongan dalam kalbu. Jika inilah ujian yang paling jujur yang harus dijawab dengan sikap dan perilaku. Terbimbing dalam bisikan halus dan membius.

"Jangan kau pernah takut dengan ujian. Karena di situlah tempat bagimu mempertebal keyakinan dan kedewasaannmu. Allah lebih tahu dari apa yang kamu kira dan prasangkakan. Mulailah menginsyafi diri atas semua takdir, kodrat, dan iradatNya."

Subhanallah, bak tersambar petir yangg datang menggelegar. Beriringan dengan sapuan angin. Inilah jawaban yang tersenbunyi di balik semua kecemasan ini.

Darwis bergegas mengambil Galaxy Tab S3 miliknya. Jari-jemarinya lincah bermain di fast notepad..Kebiasaan yang selalau ia lakukan ketika harus mengendapkan banyak memori.  

"Hari ini aku belajar tentang mengendalikan emosi. Tapi kenyataan tak semudah yang aku bayangkan. Sabar adalah kata kuncinya. Dan bersyukurlah mereka yang bisa bersabar menghadapi kesulitan dan kesempitan."  

"Hari ini aku belajar mengendalikan prasangka. Pikiran-pikiran negatif yang datang berkecamuk. Bayangan kegalauan, kecemasan akan ketetapan Alllah. Datangnya kematian. Datangnya bencana tak disangka-sangka." 

"Hari ini aku belajar tentang keikhlasan. Lagi-lagi masih terkesan klise. Tapi inilah kenyataannya. Menjadi manusia yang ikhlas tak semudah seperti membalik tempe goreng. Ikhlas sejatinya untuk menggusur riak-riak yang menempel dalam hati."   

Darwis membaca ulang tulisannya. Dia lihat ejaan, aksara, konjungsi, dan semua hal yang berbau typo. Pengalamannya ikut kursus creative writing cukup membantunya memiliki ketrampilan menulis. 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun