Untuk memahami dari awal bagaimana “Badai Pengungsi” tersebut bisa terjadi, dibawah ini penjelasannya:
1. “Engineering Muslim World into Sectarianism”; Dalam rangka untuk menguasai hasil alam melimpah (MiGas) dan Geopolitik dijazirah Timur Tengah, para Globalist, Global Banksters dan Petrodollar Corp. memekanisasi dunia muslim (hasil alam melimpah). Dunia Muslim, dijadikan dua kelompok besar dengan pemisahan ekstrim; Kelompok Syiah dan Sunni. Pemisahan kelompok sektarian terbut terwujud melalui berbagai Strategi Propaganda, menggunakan “Weapon of Mass Destruction” yaitu Main Stream Media (MSM), yang telah dikuasai dan miliki kelompok tersebut di atas, terutama MSM barat. MSM dipersenjatai dengan senjata ampuh “Weapon of Mass Deception” dan senjata pendukung “Weapon of Mass Distraction”.
Bagi orang-orang muslim yang (maaf) naif, pemisahan dua kelompok besar menjadi sangat penting, ini terjadi melalui proses “Brainwashing”; Psy-Ops. Ini juga merupakan keberhasilan sebuah projek propaganda. Walaupun kedua kelompok menyadari menggunakan dan berpegang pada Kitab Suci yang sama Al Qur’an, Lima Rukun Islam dan Enam Rukun Iman, sama-sama mengharamkan babi; Para ahli dunia barat mengatakan: “If you want to see the real life of the muslim world, better visit Indonesia, where Islam is well exercised.”
“...Menciptakan Sektarianisme di kawasan tersebut (TimTeng) adalah strategi jitu, walau menciptakan/menimbulkan konflik horizontal (antar kedua kelompok) di Iraq sejak 2003 hingga hari ini. Kebanyakan orang Amerika tidak menyadari kalau saya tipu”
- Thomas L. Friedman; American journalist, columnist and author. He has won the Pulitzer Prize three times and currently writes a weekly column for The New York Times; veteranstoday.com, 13 September 2015.
Jadi dengan alasan apapun!!! Sunni dan Syiah, adalah sebuah strategi politik “Divide and Conquer”. Sebuah Sectarianism Strategy, untuk mengendalikan, menciptakan ketergantungan dan menghindari gangguan protes dan resistensi dari masyarakat, terhadap Elit Dunia Arab dan Barat, TITIK!. Selanjutnya, sektarianisme akan digunakan untuk memenuhi Agenda Tertentu, memperluas atau mempertahankan Hegemoni.
“Hegemony is as old as Mankind…” -Zbigniew Brzezinski, former U.S. National Security Advisor.
Apakah strategi seperti ini tidak terasa oleh para tokoh Agama di Timur Tengah (Tokoh Negeri - tokoh NU - mengatakan yang sebenarnya, tetapi tidak menguak bagaimana konflik Syiah/Sunni diciptakan dan terjadi)? Pasti mereka tahu!!! Tapi, oleh karenanya mereka merasakan kenyamanan, kenikmatan, kemakmuran, mengapa mereka harus mengubahnya? Insting alami manusia. Lalu siapa sebenarnya pencipta Konflik Sektarianisme Islam (Sunni/Syiah)? Para Elit di Dunia Arab bersama-sama Elit dunia barat. Para Elit tersebut - Greedy Crook Capitalist “dung of the devil - kotoran iblis”. Dengan memberdayakan “Politisi Budak” Mereka mempraktekan “Rwanda Blue-Print Strategy”.