Mohon tunggu...
Agus Tulastyo
Agus Tulastyo Mohon Tunggu... lainnya -

Praktisi periklanan, Pengamat media, Peneliti. "All Truth passes thru three stages: First, it is ridiculed. Second, it is violently opposed. Third, it is accepted as self-evident." - Arthur Schopenhauer; German Philosopher

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

“Renaissance” A la Presiden Jokowi; Salah Langkah Turun Tahta?

10 Desember 2014   20:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:36 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14181943351958298236


Conditioning:


  1. Membiarkan Perusakan dan Pembusukan institusi dan aparat negara melalui KKN secara terang-terangan tanpa rasa malu; Sangat dan terus  menjamur menyebar kesegala arah pada era orde baru. “The More Corrupt the Government, the More Saver  and Easy to us” (Quote: salah satu dialog dari film Syiriana)
  2. Melumpuhkan perekonomian; Presiden Suharto saat itu dihadapkan pada larinya para investor dan penarikan uang besar-besaran (rush). Karena tidak dapat menahan gempuran, nilai rupiahpun terkulai lemas dan jatuh, terjadilah Chaos.
  3. Pengorganisasian tokoh Oposisi dan NGO; Para tokoh Nasional berpengaruh (saat ini sebagian besar masih sehat) berkumpul/dikumpulkan/dipertemukan dan membuat deklarasi yang menuntut Reformasi dan Presiden turun dari Tahtanya.


Launch:


  1. Destabilitasi politik dan social welfare; Benturan-benturan politik terjadi hingga meningkatkan tensinya, mulai dari partai pendukung pemerintah, Golkar, kemudian  merambah tubuh TNI, dan isu SARA. Disisi lain harga dan stok kebutuhan pokok tak terkendali, memicu...
  2. Gerakan Massa dan perpecahan di tubuh TNI; Demonstrasi bergelombang diskenariokan mulai dari satu Universitas kemudian menyebar keseluruh Universitas, ditambah dengan Ormas dan NGO, kemudian berubah menjadi gerakan nasional (diawali oleh ditembak matinya beberapa mahasiswa) yang tidak terkendali sama sekali, dan ancaman Kudeta, Negeri Pertiwi terluka parah dan hancur lebur.
  3. Pergantian rezim; Presiden Suharto dipaksa mengundurkan diri, namun sebelum itu terjadi ia terlebih dahulu dipaksa/terpaksa menanda tangani sebuah perjanjian; IMF.
  4. Keuntuntungan dipihak mana...? IMF. Diatas itu semua yang memenangkan pertarungan adalah mahluk paling hina di dunia, bernama Michel Camdessus.


Other Method (Classic):


  1. Economic Hitman; Datang untuk menjalin persahabatan dan menawarkan jasa bantuan. Dalam massa sekarang bisa dilakukan oleh siapun yang terkait dengan institusi keuangan global. (Baca buku; The Confession of Economic Hitman). Bertemu Presiden, mengucapkan selamat dan membawa “Bingkisan”. Jika “Bingkisan” dan penawaran bantuan dan kerjasama ditolak, maka...
  2. Deploy Jackal; Dikirim orang yang diberikan wewenang untuk memutuskan atau melakukan metode apapun untuk memberi “Warning Signal”agar sang penguasa menyadari situasi yang ia hadapi;(Main Mission; Assassination). Kemudian...
  3. Second Approach by Economic Hitman; Pertemuan kedua kalinya antara Prsiden dengan seorang perwakilan dari lebaga keuangan global. Merupakan penawaran kedua dan terakhir yang ditawarkan kembali untuk bekerjasama dengan lembaga tersebut. Jika tidak ada titik temu, maka...
  4. Switch On the green light signal” for the Jackal; Jackal akan bertindak untuk menghabisi, Extermination, sang kepala negara bersangkutan; Jika diperlukan seluruh keluarganya, dan seluruh kolega dekatnya sirna dari muka bumi. Namun jika metode ini sulit dan hampir tidak mungkin dilaksanakan (Saddam Hussein), maka...
  5. Deploy Troops or “Troops”; Mengirim pasukan dengan misi khusus (Black Ops) untuk menghancurkan dan mendemolisasi infrastuktur utama, seperti: Pusat Tenaga Listrik, Sabotase BBM, Radio dan Televisi milik pemerintah, Bank Sentral dan Bank Pemerintah, dll. Sehingga dapat melumpuhkan jalannya pemerintahan. Untuk “Troops” dengan tanda (“.”) petik dimaksud, penggunaan dan memberdayakan para pelaku kriminal atau kelompok tertentu yang diberi pangkat terhormat sebagai “Terrorist Group” atau “Freedom Fighters”.


Jadi bagaimanakah mencegah dan menghadapi ancaman-ancaman yang mungkin saja bisa terjadi kedua kalinya di Negeri Nyiur Tercinta ini...? Seperti telah diungkapkan di atas, sikap bijak dan pengambilan keputusan yang tepat; Setelah melalui berbagai proses analisis dan kalkulasi dampak. Berdayakan seluruh elemen masyarakat untuk membangun dan mempertahankan persatuan dan kesatuan, juga semua unsur lembaga pemerintah, partai politik, mahasiswa dan organisasi masyarakat. Dengan demikian dapat lebih mudah mereduksi, serta memetakan lalu menetralisir titik-titik panas. Apakah kita harus menetralisir World Bank atau Institusi Keuangan Global...? Sekali lagi Tidak Perlu!!!!! Negeri ini pelu membangun dan menciptakan kesejahteraaan bagi seluruh rakyat, dan itu membutuhkan dana yang sangat besar. Yang diperlukan hanyalah “How to Manage/Control them; Never give them a chance to get a loophole”

“I believe that banking institutions

are more dangerous to our liberties than standing armies.”

– Thomas Jefferson; (1743–1826), 3rd president of the US 1801–09

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun