Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ayla dan Suleyman: Persaudaraan Beda Negara dalam Balutan Perang Korea

2 Januari 2025   12:59 Diperbarui: 2 Januari 2025   12:59 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sampul  film Ayla, The Daughter of War (Sumber: Wikipedia)

Namun sayangnya, saat Suleyman nyaris lolos naik ke kapal, komandannya yang bernama Letnan Mesut tiba-tiba muncul mempertanyakan keberadaan Ayla. Dia datang bersama guru Sekolah Ankara tempat Ayla sempat dititipkan.

Petugas penjaga pelabuhan lantas membuka koper yang dibawa Suleyman dan menemukan seorang gadis kecil terbaring di dalamnya. Sirna sudah harapan Suleyman tetap bersama Ayla. Kesedihan menyelimuti kedua insan berbeda negara dan terpaut jauh usianya. Akhirnya dengan berat hati, Suleyman mengembalikan Ayla ke sekolah tempat sebelumnya ia menitipkan anak angkatnya itu. Sebelum meninggalkan Ayla, Suleyman berjanji akan kembali ke Korea untuk menemuinya.

Sekolah Ankara (Sumber: SeriCap)
Sekolah Ankara (Sumber: SeriCap)

Ayla juga seakan mulai memahami posisi Suleyman sekaligus menghargai usahanya membawa dirinya bersamanya. Meski dengan tatapan kesedihan, ia harus merelakan kepergian sosok lelaki "pengganti" peran ayahnya yang menjadi korban keganasan Perang Korea.

Bertemu Kembali Setelah 60 Tahun

Suleyman menepati janjinya kembali ke Korea Selatan untuk menemui anak angkatnya. Sayangnya, ia belum sempat mencari tahu nama Korea untuk gadis kecil yang ditemukannya sehingga ia tak mampu menemukan Ayla. Kali ini, Suleyman harus meninggalkan Ayla sebelum sempat bertemu dengannya. Keduanya kemudian harus memendam rindu masing-masing bahkan hingga 60 tahun kemudian. Rentang waktu yang sangat lama bagi Ayla dan Suleyman.

Pertemuan keduanya pada tahun 2010 berawal dari kehadiran Suleyman dalam sebuah acara pembuatan film dokumenter untuk mengenang prajurit Turki di Korea. Ia lantas diminta menunjukkan beberapa foto saat bertugas di Korea termasuk foto-foto kebersamaannya dengan Ayla.

Berbekal foto-foto dari Suleyman dan rekaman serta catatan arsip di Korea, tim film dokumenter berusaha melacak keberadaan Ayla. Tim lantas berhasil mengidentifikasi bahwa ada enam siswa sekolah Ankara yang merupakan teman-teman Ayla. Mereka yang masih sering bertemu itu mengaku mengenal sosok Ayla yang pernah dibawa oleh seoang tentara Turki. Mereka juga bercerita, bahwa ia sering termenung karena menunggu ayahnya pulang. Ia baru akan bergabung jika para siswa diminta menyanyikan lagu mars Turki "Ankara". Di momen itulah, dia akan menyanyi lebih keras dibanding teman-temannya yang lain karena ingin membuat ayahnya bangga.

Berbekal keterangan ini, tim berhasil menemukan keberadaan Ayla yang bernama Korea, Kim Eunja. Wanita yang tinggal di apartemen itu pernah bekerja sebagai pembersih sekolah. Tidak lama setelah menikah, ia harus merelakan suaminya meninggal dalam usia muda. Keterangan ini membuat ketua tim, Ozge bergumam, "Perempuan malang, ia tak pernah punya kehidupan."

Tim lalu mendatangi Kim Eunja "Ayla" di apartemennya. Saat melihat foto-foto dirinya bersama Suleyman, tangan wanita yang telah berusia lebih 65 tahun itu bergetar hebat. Sambil memandangi lembaran foto itu, mulutnya terbata-bata menyebut kata "Ayah" beberapa kali.

Yakin bahwa wanita yang mereka temui adalah benar Ayla yang selama ini dicari oleh Suleyman, tim mengatur pertemuan kedua insan yang telah memendam rindu selama 60 tahun. Pertemuan itu diadakan di Taman Ankara, kota Seoul, Korea Selatan pada 10 April 2010.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun