Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Film

Loung Ung: Kisah Nyata Perjuangan Hidup Gadis Kecil Kamboja dalam Film Angelina Jolie

30 Juli 2024   08:24 Diperbarui: 30 Juli 2024   09:07 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Loung Ung (berjalan di samping ayahnya) saat mengungsi (Film First They Killed My Father)/Backstage.com

Pengalaman kehilangan ketiga anaknya serta kemudian suaminya, membuat Maa menyuruh tiga anaknya yang lain yaitu Loung Ung, Chaou dan Kim untuk mencari kamp pengungsian lain demi menyelamatkan diri. Di perjalanan, Loung Ung dan Chaou berpisah dengan Kim untuk mencari tempat aman. Sayangnya, Loung dan Chaou justru bertemu dengan anggota Khmer Merah yang mengarahkan mereka ke kamp perbudakan anak.

Selain tetap dipaksa bekerja bertani, anak-anak di kamp pengungsian ini juga didoktrin untuk menjadikan ajaran Khmer Merah sebagai pegangan hidup. Mereka juga diseleksi untuk menjadi "prajurit kecil" kecil Khmer Merah. Di sini Loung Ung harus kembali terpisah dari Chaou karena dirinya terpilih menjalani pelatihan di kamp militer. Anak-anak yang terpilih dilatih bela diri, menggunakan dan bongkar pasang senjata hingga menanam ranjau. Latihan yang paling berat bagi mereka yang masih anak-anak ini adalah bertahan hidup dalam cuaca ekstrim dan menghilangkan rasa takut seperti berendam di rawa-rawa di tengah hujan deras.

Setelah menjalani beberapa hari pelatihan, Loung Ung mendapat izin mengunjungi Chaou, tetapi ia lebih memilih ke kamp pengungsian ibunya dan adik bungsunya, Geak. Sayanya ia diberitahu bahwa Khmer Merah telah membawa pergi semua pengungsi ke tempat lain yang tidak diketahui. Loung kembali membayangkan, ibunya dan Geak telah dieksekusi. Ia lalu memutuskan kembali ke kamp pelatihan Khmer Merah.

Menyelamatkan Diri Di Tengah Kecamuk Perang

Suatu malam, anak-anak di kamp pelatihan dikejutkan oleh serangan tiba-tiba tentara Vietnam Selatan yang berada di pihak AS dan pemerintahan Jenderal Lon Nol. Anak-anak langsung berhamburan menyelamatkan diri termasuk Loung Ung. Ia memilih berlari ke arah kamp pengungsian saudaranya, Chaou. Sayanya ia tidak menemukan Chaou, hingga ia mengira bahwa kakaknya itu juga telah tewas akibat pertempuran. Meski demikian ia terus berteriak mencari kakaknya.

Keesokan harinya, para pengungsi diarahkan ke kamp pengungsian lain yang berada di bawah kekuasaan tentara Vietnam Selatan. Di sinilah, Loung Ung bertemu kembali dengan Chaou dan Kim. Mereka ternyata masih sanggup bertahan hidup di tengah penderitaan akibat kerja paksa Khmer Merah.

Tetapi kedamaian mereka hanya bertahan sehari, sebab esoknya pasukan Khmer Merah melancarkan serangan balasan ke kamp Vietnam Selatan. Pengungsi termasuk anak-anak kembali berusaha menyelamatkan diri di tengah kecamuk perang. Tujuan mereka adalah hutan di dekat kam pengungsian. 

Saat pelarian inilah, Loung Ung kembali terpisah dengan kedua saudaranya. Kekhawatiran lantas kembali menghantuinya, karena hutan yang mereka masuki adalah tempatnya dahulu dilatih menanam ranjau. Apalagi ia kemudian menyaksikan puluhan pengungsi tewas karena ranjau yang meledak.

Berbekal ingatan dan pengetahuannya tentang ranjau, Loung Ung terus melangkah berhati-hati di tengah hutan, hingga ia berhasil sampai ke kamp palang merah. Di tempat ini pula ia bertemu kembali dengan Chaou dan Kim. Kebahagiaannya makin bertambah karena di tempat ini pula ia bertemu dengan kedua kakak tertuanya yaitu Meng dan Koi.

Tragisnya, hingga film berakhir Loung Ung dan keempat saudaranya tidak pernah lagi bertemu dengan ayah mereka. Demikian pula ibu dan adik bungsu mereka. Sehingga dengan demikian, mereka telah kehilangan empat anggota keluarga inti. Mereka masing-masing, Keav yang meninggal di kamp pengungsian, ayah yang dibawa pergi dan dieksekusi, serta ibu dan adik bungsu mereka yang juga dibawa pergi dari kamp pengungsian.

Demikianlah kisah penderitaan akibat penguasaan rezim komunis Khmer Merah asal Vietnam Utara yang masuk ke Kamboja. Kisah yang seharusnya bukan hanya dikenang dalam sejarah tetapi juga menjadi pelajaran berharga betapa pedihnya tragedi kemanusiaan yang disebabkan oleh pertentangan ideologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun