Kehidupan damai keluarga Loung Ung mulai terancam setelah laskar komunis Khmer Merah menguasai kota Phnem Penh sejak tahun 1975. Di pihak lain Amerika Serikat mulai menarik pasukannya dari negara bekas jajahan sekutunya, Prancis ini. Meski demikian, kepergian tentara AS justru menjadi alasan Khmer Merah memerintahkan warga mengosongkan kota Phnom Penh dengan dalih AS akan membombardir kota.
Loung Ung dan keluarganya lalu bergabung dengan para pengungsi yang bergerak keluar dari ibu kota Kamboja menuju pedesaan yang letaknya sangat jauh dari perkotaan. Waktu tempuh ke pengungsian bahkan mencapai tiga hari perjalanan. Loung Ung masih lebih beruntung bersama keluarganya karena mereka mengungsi menggunakan mobil pribadi. Sayangnya, di perjalanan laskar Khmer Merah menyita semua barang-barang mereka termasuk mobil. Akibatnya mereka harus melanjutkan perjalanan ke tempat pengungsian dengan berjalan kaki.
Sempat Berlindung di Rumah PamanÂ
Di perjalanan menuju pengungsian, laskar Khmer Merah mulai melakukan penangkapan dan pembunuhan terhadap pekerja-pekerja pemerintahan. Selain karena kebencian mereka terhadap pemerintahan Jenderal Lon Nol yang pro AS, mereka juga tidak membutuhkan pegawai-pegawai karena yang mereka perlukan adalah pekerja di ladang-ladang pertanian. Ayah Loung Ung selamat dari penangkapan karena telah membakar semua identitasnya.
Di perjalanan, Loung Ung dan keluarganya bertemu dengan saudara ibunya yang bekerja sebagai petani. Mereka pun sementara waktu dapat tinggal bersama keluarga pamannya tersebut. Tetapi Paa Ung dan Maa kemudian memutuskan membawa pergi anak-anak mereka demi keselamatan keluarga saudara mereka. Orang tua Loung Ung khawatir jika keluarganya mendapat bahaya dari Khmer Merah karena menyembunyikan pengungsi dari kota.
Saat mereka beristirahat di malam hari, Loung Ung dan keluarganya ditemukan oleh anggota Khmer Merah. Mereka lantas dibawa ke kamp pengungsian yang berada di tengah hutan. Di tempat ini, para pengungsi bukan hanya diminta membangun sendiri tempat tinggal, tetapi mereka juga harus bekerja sebagai petani di ladang-ladang pertanian. Di antara tujuannya adalah menyuplai makanan untuk laskar Khmer Merah yang masih bertempur menghadapi tentara AS.
Mulai Berpisah dengan Saudara, Ayah dan Ibunya
Loung Ung harus berpisah dengan saudara dan ayahnya saat Khmer Merah membutuhkan pekerja di kamp pengungsian lainnya. Loung harus merelakan ketiga kakaknya yaitu Meng, Koy dan Keav yang akan dipindahkan ke tempat lain. Berselang beberapa hari, Loung dan ibunya diberi izin menjenguk Keav yang sakit. Minimnya pengobatan menyebabkan mereka harus rela melepas kepergian Keav yang tidak mampu bertahan dengan penyakitnya.
Belum sembuh kepedihan kehilangan saudara, Loung Ung pun harus merelakan berpisah dengan ayahnya. Khmer Merah membawa Paa Ung yang dulu menyamar sebagai buruh untuk memperbaiki jembatan. Loung sudah membayangkan bahwa ayahnya akan mengalami nasib dieksekusi oleh Khmer Merah.
Didoktrin dan Menjadi "Prajurit Kecil" Khmer MerahÂ