Maka dapat dipahami mengapa Rutaganda sangat menentang pernikahan Paul yang bersuku Hutu dengan Tatiana yang bersuku Tutsi. Paul juga diketahui bertetangga dengan banyak orang dari suku Tutsi.Â
Itulah sebabnya saat milisi Hutu memulai genosida, para tetangga Paul memilih rumahnya sebagai tempat persembunyian. Mereka beralasan orang Hutu yang mereka bisa percaya hanyalah dirinya. Apalagi saat itu situasi mulai memanas setelah pesawat Presiden Rwanda yang beretnis Hutu ditembak sebelum mendarat di Kigali pada 6 April 1994.
Tuduhan pelaku penembakan segera diarahkan kepada pemberontak dari minoritas Tutsi yang menamakan diri mereka RPF (Rwanda Patriotic Front). Inilah awal genosida di Rwanda terhadap minoritas Tutsi dan Hutu moderat yang dianggap membela Tutsi yang memakan korban sedikitnya 800 ribu hingga 1 juta jiwa.Â
Di antara suku Hutu yang dianggap moderat adalah Paul Rusesabagina. Ia bahkan menikahi seorang wanita dari suku Tutsi. Meski demikian, Paul tidak serta merta menjadi korban pembantaian. Apa alasannya dan bagaimana kisah lengkapnya? Kami mencoba menyajikannya dari sudut pandang film dan beberapa website tentang peristiwa genosida Rwanda serta biografi Paul Rusesabagina.
Memiliki Banyak Kenalan dari Kalangan Atas
Kemampuan Paul melindungi ribuan orang Tutsi dan Hutu moderat juga ditunjang oleh pergaulannya. Ia memiliki banyak kenalan dari kalangan atas di Rwanda termasuk petinggi militer bahkan hingga yang berpangkat Jenderal sekalipun. Salah satu kenalan Paul adalah seorang pemasok kebutuhan hotel yang juga seorang pemimpin milisi Hutu, Interahamwe yang bernama George Rutuganda.Â
Tokoh yang berperan ganda sebagai pengusaha dan milisi ini sering mengajak Paul yang juga seorang Hutu untuk bergabung dalam Interahamwe, tetapi Paul menolak. Meski demikian, rekan kerjanya ini tetap memberinya kaos berciri khas Hutu jika andaikan suatu waktu Paul berubah pikiran. Berbekal kaos Hutu inilah, Paul dapat selamat dari amukan milisi Hutu pada masa awal-awal genosida.
Menyuap Milisi Hutu dan Jenderal Militer
Mungkin terlintas pertanyaan bagaimana Paul bisa melindungi seribuan orang yang dituduh oleh ekstremis Hutu bertanggung jawab atas terbunuhnya presiden dari suku mereka? Ternyata salah satu cara yang ditempuh oleh Paul adalah menyuap milisi Interahamwe dan jenderal militer dengan uang dan alkohol.Â
Tujuannya agar mereka tidak membunuh para pengungsi dalam hotel bintang empat yang dipimpinnya. Paul bukan hanya menyuap milisi agar tidak mengganggu orang Tutsi dalam hotel tetapi juga mengeluarkan uang banyak untuk membebaskan tetangga-tetangganya dari pembantaian milisi Hutu.Â
Setidaknya Paul mengeluarkan uang saat itu sebesar 100 ribu Franc atau setara 1 juta rupiah. Jumlah yang sangat besar pada tahun 1994 saat itu. Para tetangganya ini kemudian dibawa masuk ke dalam hotel untuk berlindung, termasuk anak-anak dari panti asuhan yang dibawa ke hotel oleh pekerja kemanusiaan dari palang merah.