Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tragedi Sumiarsih dan Purwanto: Hancurnya Dua Keluarga Karena Bisnis Prostitusi

23 Juni 2024   06:34 Diperbarui: 23 Juni 2024   07:59 1726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumiarsih saat di pengadilan (Alinea)

Sembari bercakap-cakap, Sumiarsih dan keluarganya menemukan momen Purwanto lengah dan tiba-tiba kepala perwira Angkatan Laut ini dihantam menggunakan alu besi. Meski sempat melakukan perlawanan, apalah daya Purwanto menghadapi lima laki-laki yang sedang diamuk dendam. Kepala Purwanto hancur remuk bahkan isi kepala berhamburan keluar. Mayatnya lalu diseret ke garasi.

Suara ribut di garasi mengundang perhatian kedua putra Purwanto yang bermain di depan rumah. Namun saat mereka mendekat, keduanya juga tewas dihantam alu besi. Mayat keduanya lalu ditumpuk di garasi bersama mayat ayah mereka. Berikutnya, Sunarsih dan ponakannya juga mendekat karena tadi sempat mendengar teriakan putranya yang sempat melarikan diri sebelum tertangkap kembali. 

Namun belum sempat dia mendekat ke mayat suami dan putra-putranya ia dan ponakannya ditangkap lalu dicekik hingga tewas. Keenam mayat keluarga Purwanto ini lantas dinaikkan bertumpuk di atas mobil Daihatsu Taff milik Purwanto. Mobil ini lalu diarahkan ke arah Songgoriti, Batu. 

Mobil berisi enam mayat ini lantas disiram bensin lalu didorong ke jurang. Saat mobil meluncur, menantu Sumiarsih melemparkan obor ke dalam mobil. Mobil pun meluncur masuk ke dalam jurang dalam keadaan terbakar. Mereka ingin memberi pesan bahwa Purwanto dan keluarganya mengalami kecelakaan. Sumiarsih dan keluarganya lantas kembali ke Surabaya.

Penjara Seumur Hidup hingga Hukuman Mati untuk Sumiarsih dan Keluarganya

Mungkin kita bertanya-tanya bagaimana kasus pembantaian ini terungkap padahal para pelaku sudah sangat rapi menyusun dan menjalankan aksinya. Ibarat pepatah sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga. Sumiarsih dan keluarganya lupa bahwa pihak kepolisian akan menemukan berbagai kejanggalan. 

Mulai dari kepala Purwanto yang hancur dan lidah istrinya yang terjulur keluar tanda orang meninggal karena dicekik. Begitupun bekas ceceran darah di rumah Purwanto dan keterangan saksi yang melihat mobil sudah terbakar saat meluncur ke jurang. Satu hal lagi tubuh para korban menguning bukan memerah sebagaimana korban kebakaran. Kesimpulannya, mereka telah meninggal sebelum terbakar.

Meski demikian, pintu masuk penyelidikan dimulai saat di rumah Purwanto polisi menemukan bekas percikan darah yang sangat kecil di stop kontak. Padahal sehari sebelumnya suami Sumiarsih, Djais telah membersihkan rumah Purwanto. Hasil pengkondisian di dalam rumah, polisi menyimpulkan Purwanto dan keluarganya dibunuh, tetapi tidak dipublish untuk menghindari lolosnya para pelaku.

Polisi lalu menyelidiki latar belakang Purwanto dan mencari tahu siapa saja yang berhubungan dengannya menjelang ia dan keluarganya ditemukan menjadi korban pembunuhan. 

Polisi lantas menemukan informasi bahwa Purwanto menjalankan bisnis prostitusi di Gang Dolly bekerja sama dengan Sumiarsih. Penyelidikan polisi lalu berfokus pada Sumiarsih sehubungan dengan informasi dirinya tersangkut utang-piutang yang banyak dengan Purwanto. 

Sumiarsih lalu dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. Mami Gang Dolly ini tidak mampu mengelak. Ia mengakui bahwa dirinya dan keluarganya yang melakukan pembunuhan terhadap Purwanto dan keluarganya. Berbekal pengakuan Sumiarsih, seluruh pelaku kemudian ditangkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun