Mengakhiri tulisan tentang sosok inspiratif sastrawan dan jurnalis Andi Makmur Makka maka penulis mengutip beberapa pesan yang ditulisnya dalam buku "Proses Kreatif Penulis Makassar". Menurutnya, obsesi dan kecintaanya dalam dunia sastra dan tulis-menulis datang dari hati sanubari, adapun keterampilan akan datang sendiri karena ditempa oleh situasi. Tidak perlu kursus dan istilah briefing menjadi sastrawan. Hanya saja, dunia sastra tidak bisa dijadikan mata pencarian utama dalam kehidupan. Ia menyinggung bahwa memang ada beberapa sastrawan yang sukses meniti karir secara finansial, tetapi menurutnya itu juga sifatnya musiman.
Jika dikalkulasi sepanjang karir kepenulisannya, Andi Makmur Makka telah menghasilkan beberapa novel dan puisi. Ada kurang lebih 70 buku yang terdiri dari biografi, kumpulan artikel, kolom, politik, dan sejarah. Tahun 2022, ia masih menerbitkan dua kumpulan puisinya. Di tahun yang sama, ia masih menulis dua cerita pendek yang dimuat di Harian Republika yang pernah dipimpinnya sebagai Pemimpin Redaksi. Menurutnya itu sangat sedikit dan tidak berarti, meski demikian hal itu menunjukkan bahwa ia masih eksis. Dengan hasil ini pula, ia juga masih merasa "marginal" di belantara penyair dan sastrawan Indonesia, tetapi ia mengaku tidak mempersoalkannya.
Di umurnya yang seperti sekarang, Andi Makmur Makka masih menulis puisi sebab menurutnya puisi membuat dunia ini tetap indah dan berseri-seri. Kadang-kadang jika ia berdiri di depan cermin dan melihat wajahnya, ia bertanya pada dirinya sendiri: Kamu mau jadi apa lagi? Meski ia tak tahu jawabannya, tetapi kini, ia hanya ingin melanjutkan rancangan beberapa novelnya yang belum selesai.
Akhirnya, harapannya kini hanya ingin duduk tenang menulis dan menulis. Meski demikian, ia selalu mendapat godaan pikiran, ingin berbuat sesuatu yang berarti dalam hidupnya dan mungkin juga untuk orang lain. Ia tahu, titip perjalanan hidupnya masih selalu penuh dengan "kebetulan". Segalanya tidak pasti, kecuali satu, "kebetulan" juga ia tidak mengetahuinya yakni titik akhir perjalanan manusia. Untuk yang satu ini, ia serahkan kepada Yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H