Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Andi Makmur Makka: Proses Kreatif Sastrawan, Jurnalis dan Penulis hingga Rekor MURI

4 Januari 2024   13:26 Diperbarui: 4 Januari 2024   19:28 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andi Makmur Makka (berjas), sejarawan Suriadi Mappangara (sebelah kanannya) dan penyair Zawawi Imron (sebelah kirinya) (sumber:Parepare Menulis)

Mengakhiri tulisan tentang sosok inspiratif sastrawan dan jurnalis Andi Makmur Makka maka penulis mengutip beberapa pesan yang ditulisnya dalam buku "Proses Kreatif Penulis Makassar". Menurutnya, obsesi dan kecintaanya dalam dunia sastra dan tulis-menulis datang dari hati sanubari, adapun keterampilan akan datang sendiri karena ditempa oleh situasi. Tidak perlu kursus dan istilah briefing menjadi sastrawan. Hanya saja, dunia sastra tidak bisa dijadikan mata pencarian utama dalam kehidupan. Ia menyinggung bahwa memang ada beberapa sastrawan yang sukses meniti karir secara finansial, tetapi menurutnya itu juga sifatnya musiman.

Jika dikalkulasi sepanjang karir kepenulisannya, Andi Makmur Makka telah menghasilkan beberapa novel dan puisi. Ada kurang lebih 70 buku yang terdiri dari biografi, kumpulan artikel, kolom, politik, dan sejarah. Tahun 2022, ia masih menerbitkan dua kumpulan puisinya. Di tahun yang sama, ia masih menulis dua cerita pendek yang dimuat di Harian Republika yang pernah dipimpinnya sebagai Pemimpin Redaksi. Menurutnya itu sangat sedikit dan tidak berarti, meski demikian hal itu menunjukkan bahwa ia masih eksis. Dengan hasil ini pula, ia juga masih merasa "marginal" di belantara penyair dan sastrawan Indonesia, tetapi ia mengaku tidak mempersoalkannya.

Di umurnya yang seperti sekarang, Andi Makmur Makka masih menulis puisi sebab menurutnya puisi membuat dunia ini tetap indah dan berseri-seri. Kadang-kadang jika ia berdiri di depan cermin dan melihat wajahnya, ia bertanya pada dirinya sendiri: Kamu mau jadi apa lagi? Meski ia tak tahu jawabannya, tetapi kini, ia hanya ingin melanjutkan rancangan beberapa novelnya yang belum selesai.

Akhirnya, harapannya kini hanya ingin duduk tenang menulis dan menulis. Meski demikian, ia selalu mendapat godaan pikiran, ingin berbuat sesuatu yang berarti dalam hidupnya dan mungkin juga untuk orang lain. Ia tahu, titip perjalanan hidupnya masih selalu penuh dengan "kebetulan". Segalanya tidak pasti, kecuali satu, "kebetulan" juga ia tidak mengetahuinya yakni titik akhir perjalanan manusia. Untuk yang satu ini, ia serahkan kepada Yang Maha Kuasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun