Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cheng-Ho: Tujuh Ekspedisi Menjelajahi Samudra Bukti Cinta pada Nusantara

1 November 2022   17:00 Diperbarui: 1 November 2022   17:50 1086
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lukisan Cheng-Ho. Sumber: id.wikipedia.org

Di antara warisan mendunia yang ditinggalkan oleh Cheng-Ho adalah buku Zheng He's Navigation Map yang memuat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarak di lautan, dan berbagai pelabuhan dunia. Buku ini bukan hanya mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15, tetapi juga mengubah jalur perdagangan Tiongkok yang sebelumnya hanya bertumpu di Jalur Sutra.

Selain itu, ekspedisi Cheng-Ho ke berbagai negeri telah meninggalkan kesan yang sangat mendalam sehingga berbagai even diadakan untuk mengenangnya. Misalnya pada 2005 diselenggarakan Pameran Internasional Cheng-Ho di Semarang dan Pekan Olah Raga Cheng-Ho Sriwijaya di Palembang. 

Selain untuk untuk mengabadikan sosok Cheng-Ho, Dinas pos di enam negara Asia (Cina, Hongkong, Makau, Malaysia, Singapura, dan Indonesia) serentak meluncurkan perangko seri Cheng-Ho bertema 600th Anniversary of Admiral Zheng He. Terbaru di bulan Agustus 2022, warga Semarang menggelar Prosesi Budaya memperingati 617 Tahun Kedatangan Laksamana Cheng-Ho.

Perangko seri 600Th Cheng-Ho. Sumber: mongabay.co.id
Perangko seri 600Th Cheng-Ho. Sumber: mongabay.co.id

Lalu apa warisan yang paling fenomenal khususnya menyangkut dakwah Islam Laksamana Cheng-Ho? Tentu saja pendirian masjid-masjid berarsitektur Tiongkok di berbagai negeri yang pernah dikunjungi atau disinggahinya. 

Khusus di Indonesia, masjid yang biasanya dinaungi oleh yayasan dilengkapi dengan pesantren atau asrama ini didirikan di banyak kota seperti Surabaya, Malang, Pasuruan, Palembang, Jambi, Makassar, Gowa, Kutai, Samarinda, Pontianak, dan Batam. Salah satu masjid Cheng-Ho yang sering penulis singgahi ini terletak di pinggiran pantai Selat Makassar.

Lalu bagaimana dengan warisan Cheng-Ho bagi negerinya sendiri? Jika Cheng-Ho dituliskan memberikan banyak cindera mata kepada raja-raja dan penguasa negeri yang dikunjungi, lalu apa yang didapatkan olehnya untuk dibawa ke Tiongkok? Di antara cindera mata yang diperoleh Cheng-Ho adalah kulit dan getah pohon kemenyan, batu permata jenis ruby, emerald dan lainnya. Cheng-Ho bahkan membawa binatang Afrika seperti jerapah sebagai hadiah, tetapi mati dalam perjalanan.

 Selain berbentuk barang, ada pula hadiah berbentuk budaya dari India berupa seni bela diri Kallary Payatt yang saat dikembangkan di Tiongkok menjadi salah satu cabang kungfu. Lalu apa yang diperoleh Cheng-Ho dari Nusantara? Kapal-kapal Cheng-Ho berlayar meninggalkan Nusantara kembali ke Tiongkok dengan membawa hasil-hasil bumi seperti rempah-rempah, kemenyan, kapuk, belerang, kayu cendana, sarang burung dan lain-lain.

Penulis di Masjid Cheng-Ho Makassar. Sumber: Pribadi
Penulis di Masjid Cheng-Ho Makassar. Sumber: Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun