Mohon tunggu...
Agussalim Ibnu Hamzah
Agussalim Ibnu Hamzah Mohon Tunggu... Penulis - Historia Magistra Vitae

Mengajar sambil belajar menulis beragam tema (sejarah, pendidikan, agama, sosial, politik, hingga kisah-kisah inspiratif). Menerbitkan sejumlah buku tunggal atau antologi bersama beberapa komunitas seperti AGUPENA, SATUPENA, MEDIA GURU, KMO, SYAHADAH, AGSI dan SAMISANOV.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pinisi Nusantara: Sebuah Pelayaran Maut ke Benua Amerika

18 September 2022   09:07 Diperbarui: 19 Juli 2024   10:43 881
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinisi Nusantara. Sumber: sampaijauh.com

Kapten Gita (sisi kanan Pak Harto) bersama awak Pinisi Nusantara diterima di Istana Negara. Sumber: oceanografi.go.id
Kapten Gita (sisi kanan Pak Harto) bersama awak Pinisi Nusantara diterima di Istana Negara. Sumber: oceanografi.go.id

Penghormatan Dunia bagi Pelaut Indonesia

Hanya sehari beristirahat, para pelaut Indonesia kembali berlayar menuju pelabuhan tujuan. Di tengah lautan, Pinisi Nusantara berpapasan dengan Kapal Induk Armada VII USS Constellation. Sesuai etika kelautan, kapal yang lebih kecil segera menurunkan bendera dan membunyikan peluit sebagai tanda penghormatan. Sedangkan kapal yang lebih besar tak perlu membalas penghormatan tersebut.

Tapi kali ini lain. Kapal induk Amerika itu menurunkan layar. Suara nyaring peluit tanda penghormatan juga terdengar dari kapal itu. Lalu seperti ada yang mengomandoi, seluruh awaknya serempak turun ke geladak. Mereka memberi sikap hormat pada Pinisi Nusantara yang panjangnya hanya 37 meter dan diawaki belasan orang.

Akhirnya setelah sehari pelayaran, Pinisi Nusantara yang telah lama ditunggu, berhasil berlabuh di Marine Plaza, Vancouver. Kota di Pantai Barat Amerika yang memiliki sejarah kemaritiman yang panjang. Lebih kurang 100 surat kabar di Kanada kemudian mengulas pelayaran legendaris dalam sejarah kemaritiman dunia, khususnya di abad ke-20. Sebuah kapal kayu tradisional berhasil menempuh pelayaran sejauh lebih kurang 11 ribu mil. Melintasi ganasnya Samudera Pasifik.

Malam harinya Angkatan Laut Amerika menggelar resepsi. Kapten Gita Ardjakusuma duduk semeja dengan Laksamana Sudomo, Panglima Armada Laut USA di Pasifik dan Komandan Kapal Induk USS Constellation yang sempat berpapasan di laut. Saat Sudomo memperkenalkan Kapten Gita sebagai nakhoda Pinisi Nusantara, sontak hadirin berdiri. Sebuah aplaus panjang membahana.

Stand Indonesia yang semula sepi, semenjak kedatangan Pinisi Nusantara saban hari dikunjungi tak kurang 3.000 orang. Bahkan, pada 21 September 1986, Pinisi Nusantara didatangi 25 ribu pengunjung. Sebuah angka yang fantastis. Maka tak ayal, stand Indonesia masuk dalam kelompok Top Twelve berbintang empat di topik A Must See. Indonesia bahkan menjadi satu dari tiga negara yang dianugerahi paku rel kereta api Trans Canada.

Kapten Gita mewakili awak Pinisi Nusantara menerima penghargaan di Vancouver Expo 86.
Kapten Gita mewakili awak Pinisi Nusantara menerima penghargaan di Vancouver Expo 86.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun