Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mudik Selera di Kampung Sri Pemandang Atas dan Sekitarnya

21 Januari 2020   22:04 Diperbarui: 21 Januari 2020   23:01 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sangat menggoda
Sangat menggoda
Sangat melelapkan
Sangat melelapkan
7. Rujak Su’un
Ini salah satu rujak yang “aneh” jika saya bandingkan dengan rujak-rujak di luar Bangka. Bahannya mi putih, irisan tahu goreng, kecambah (toge), dan lain-lain, termasuk dengan cuka/kuah empek-empek.

Rujak su'un di warung
Rujak su'un di warung
rujak-suun-2-5e27148fd541df675e57d032.jpg
rujak-suun-2-5e27148fd541df675e57d032.jpg
***

Demikian saja sedikit kisah “mudik selera” di kampung halaman sendiri yang baru sekarang saya sempat menuliskannya. Kesempatan ini pun tidak satu-dua kali singgah untuk jajan, melainkan lebih tiga kali, karena keterbatasan perut saya.

Barangkali tulisan ini merupakan tulisan pertama dan terakhir saya yang berkaitan dengan “mudik selera” di kampung halaman. Tulisan ini pun saya dedikasikan untuk kampung halaman saya yang memiliki tempat jajanan khas Bangka.

Memang kurang lengkap kalau soal jajanan atau makanan khas lokal. Masih ada tefu sui (susu kedelai), tefu cong, tefu fa, lempah kuning, lempah darat, gulai nanas, rusip, sambelingkung, dan seterusnya, karena makanan khas yang saya tuliskan di atas merupakan jajanan/kudapan yang paling mudah-dekat saya santap, dan tidak perlu disantap bersama sepiring nasi.

tempoyak-5e27150ad541df19de436292.jpg
tempoyak-5e27150ad541df19de436292.jpg
Kue talam ubi durian
Kue talam ubi durian
Belum lagi Desember adalah musim durian. Selain serabi kuah durian dan lempok (dodol) durian, ada lagi kudapan dengan olahan berbahan dasar durian. Misalnya ketan durian (tempoyak), talam ubi durian, dan lain-lain.

Istri saya sedang menikmati masakan Tionghoa Bangka di dekat Kuday
Istri saya sedang menikmati masakan Tionghoa Bangka di dekat Kuday
Mi babi kegemarannya
Mi babi kegemarannya
Sementara kisah dari lidah Melayu (fan ngin)ini akan berbeda dengan kisah istri saya yang berlidah Tionghoa (thong ngin; dari kakek moyangnya yang berasal dari Bangka juga). Kalau istri saya yang berkisah, pasti berbeda, dan berbanding-sanding dengan makanan khas Pontianak-Tionghoa, Kalbar yang pernah dinikmatinya ketika berkunjung dalam rangka suatu pekerjaan.

*******

Ruang Pandang, Sri Pemandang Atas, 21 Januari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun