Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyerahkan Diri Seutuhnya pada Sebuah Penerbangan

30 Oktober 2018   09:01 Diperbarui: 30 Oktober 2018   09:45 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan udara memang paling singkat di antara semua moda transportasi jarak jauh. Karena terlalu singkatnya, kesempatan dalam inti takdir hanya dua itu. Hidup atau mati. Hidup berarti turun dengan aman-selamat di tempat tujuan. Mati berarti tidak pernah turun dari langit. Sangat singkat dan jelas sekali, 'kan?

Sepakat atau tidak, bagi saya, tidak ada suatu kepasrahan hidup-mati seutuhnya bagi orang biasa selain ketika berada dalam sebuah penerbangan. Tidak ada kesempatan untuk singgah sebentar di langit, semisal sekadar menyegarkan badan dengan mengirup udara sambil duduk minum kopi. Di langit tidak ada daratan, apalagi kedai kopi.

Seorang calon penumpang dalam pesawat terbang pun, saya umpamakan, seekor domba yang sudah berada di lapangan penyembelihan. Akan disembelih ataukah batal. Kalau batal, berarti terbuka peluang kembali ke padang rumput hijau dengan sebuah danau di sekitarnya.

Saya rasa itu saja yang bisa saya tuliskan. Dan, melalui tulisan sederhana ini, saya turut berduka atas peristiwa jatuhya pesawat Lion Air JT 610.

*******

Kupang, 30 Oktober 2018  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun