Perjalanan udara memang paling singkat di antara semua moda transportasi jarak jauh. Karena terlalu singkatnya, kesempatan dalam inti takdir hanya dua itu. Hidup atau mati. Hidup berarti turun dengan aman-selamat di tempat tujuan. Mati berarti tidak pernah turun dari langit. Sangat singkat dan jelas sekali, 'kan?
Sepakat atau tidak, bagi saya, tidak ada suatu kepasrahan hidup-mati seutuhnya bagi orang biasa selain ketika berada dalam sebuah penerbangan. Tidak ada kesempatan untuk singgah sebentar di langit, semisal sekadar menyegarkan badan dengan mengirup udara sambil duduk minum kopi. Di langit tidak ada daratan, apalagi kedai kopi.
Seorang calon penumpang dalam pesawat terbang pun, saya umpamakan, seekor domba yang sudah berada di lapangan penyembelihan. Akan disembelih ataukah batal. Kalau batal, berarti terbuka peluang kembali ke padang rumput hijau dengan sebuah danau di sekitarnya.
Saya rasa itu saja yang bisa saya tuliskan. Dan, melalui tulisan sederhana ini, saya turut berduka atas peristiwa jatuhya pesawat Lion Air JT 610.
*******
Kupang, 30 Oktober 2018 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H