Tadinya sempat kukira film pendek tentang tsunami di Aceh dan di pesisir daerah lainnya, yang datang tiba-tiba lantas melumat apa-siapa di hadapannya. Tentu saja kamu pernah menonton tsunami yang brutal melanda sebagian pesisir Aceh dan pesisir-pesisir negara di dekatnya melalui video-video di internet.
“Kamu pernah nonton film yang sebagian berlokasi syuting di Pelabuhan Ratu itu?”
Kamu menggeleng sejenak lalu memutar tubuh, dan rebah di sebelah kananku. Seketika angin pesisir menerpa wajahku, melarikan wangi tubuhmu ke entah mana.
Aku mengubah posisi menjadi miring menghadapmu yang telentang dengan kedua tangan di sisi. Kugenggam jemari kirimu, kutarik perlahan ke bibirku. Wangi kulitmu mengusap penciumanku.
“Kamu pernah nonton film itu?” Aku kembali menanyakan itu karena kedua bola matamu tampak sedang menyaksikan sesuatu di langit biru. Entah apa itu.
“Bagian awal karena pernah ditayangkan televisi.”
“Selanjutnya?”
“Mending nonton film lainnya, yang nggak horor. Tapi aku cuma tahu awalnya. Bintangnya Suzanna, Ratu Film Horor Indonesia, ‘kan?”
Benar sekali. Aku pun pernah menontonnya sebentar, khususnya pada bagian awal, ketika sepasang muda-mudi tengah didera asmara, bergulingan di hamparan pantai. Tiba-tiba sebuah ombak besar melahap tubuh keduanya. Oh!
Oh! Seperti keadaan aku dan kamu saat ini? Oh, pantas saja kamu berubah sikap mendadak begitu. Pantas saja ada kecemasan yang tiba-tiba hinggap di kedua bola matamu. Ternyata… Ah.
*******