Lalu kukirimkan ke nomor ponselmu. Ponsel bergetar, pesan tersampaikan dalam pelupuk mataku yang langsung tergambar seluruh ayumu yang sedang berayun-ayun di perayun biru.
Kutunggu balasanmu sambil menatap rindang dedaun rambutan di atas perayun biru ini. Detik melaju, menit berlalu, jam pun menunggu. Belum juga datang balasan pesan singkat darimu. Mulai terasa sekali kesendirianku ini, Lia. Betapa sunyi menyanyi merdu sekali.
*******
Sri Pemandang Atas, Ketika Itu