Mohon tunggu...
Agustinus Wahyono
Agustinus Wahyono Mohon Tunggu... Arsitek - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009; asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan pernah belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari). Buku tunggalnya, salah satunya adalah "Belum Banyak Berbuat Apa untuk Indonesia" (2018) yang berisi artikel non-fiksi dan berstempel "Artikel Utama" di Kompasiana. Posel : agustinuswahyono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berawal dari Kedai Kopi Paste

5 Februari 2016   02:13 Diperbarui: 5 Februari 2016   17:36 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu kulihat kamu berbisik dengan orang di kanan-kirimu. Sesekali kamu dan orang di kanan-kirimu melirik ke arahku. Sesekali pula kutangkap suatu tatapan yang asing. Aku langsung benar-benar merasa malu, ditambah bonus segepok grogi dan segenggam rasa tidak nyaman.

Ah, sialan, aku kurang lengkap membaca undangan itu. Ternyata ada pendaftaran ulangnya. Mungkin untuk memastikan anggota yang akan hadir, memudahkan pemesanan ruang, dan kelengkapan lainnya. Ini jelas dosa besar rekan kerjaku, yang sering membuat aku tidak lengkap setiap membaca berita, termasuk undangan via internet lantaran rekanku selalu mengingatkan “ingat, bos sudah melarang karyawan bermain-main dengan fasilitas internet kantor; apa kamu mau mendapat SP3.”.

“Maaf, ini acara apa, ya?” Aku pura-pura tidak tahu supaya bisa terhindar dari ketidaknyamanan yang miris-kronis, dan bisa keluar dari sini dengan cara sewajarnya tanpa disertai isak-tawa yang menggemparkan dunia.

“Komunitas Kata Khayal,” jawab beberapa orang secara serentak.

“Oh, maaf, kukira ada presentasi bisnis MLM ‘Berani Utang Tentu Menantang’. Aku salah masuk. Maaf.”

Seketika aku berbalik ke arah luar ruangan dengan keringat dingin yang mendadak seperti banjir bandang di beberapa bagian tubuhku. Rasanya aku ingin pulang ke Bangka, dan meluapkan segala malu pada karang-karang granit di sekujur pesisirnya.

*******

Kebun Karya & Panggung Renung – Balikpapan, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun