Maka, biasalah, apabila kritik arsitektur selalu sunyi-sepi sendiri. Kalaupun ‘berbunyi’, hanyalah dalam lingkungan kalangan terbatas, dan berada di balik tembok tetapi tidak seperti suara jangkrik. Akibatnya, ketika sebagian kalangan berpendidikan arsitektur itu keluar lingkungannya, standar-standar arsitektur cenderung tidak menjadi penting pula. Yang penting, pengguna (klien, user, owner) puas dan membayar dengan penuh senyum dan wajah berbinar-binar. Terserah apa pendapat atau kritik rekan sesama arsitek karena pendapatan sangat jauh lebih penting daripada pendapat apalagi kalau ternyata pendapat justru identik dengan cemooh atau hujatan.
Â
*******
Panggung Renung & Kebun Karya, 2015