Sebagai sebuah tradisi yang diyakini memiliki kekuatan yang luar biasa. Tatung merupakan salah satu tradisi atau kebudayaan Tionghoa yang sangat memiliki makna yang luar biasa. Tatung digunakan untuk menyembuhkan segala penyakit dan menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh keluarga. Selain itu pawai tatung juga guna membersihkan kampung atau kota dari segala penyakit yang menimpa kota tersebut. Namun pada zaman modern saat ini perayaan pawai tatung sangat dinanti-nantikan oleh para pencinta tatung. Perkembangan zaman juga cukup mempengaruhi kebudayaan Tionghoa, termasuk-lah pawai tatung. Namun budaya tatung tidak kehilangan makna bagi masyarakat Tionghoa. Adapun makanya ialah sebagai perekat kebudayaan dan sebagai proses humanisasi.
Â
Sumber:
Hidir, Achmad, Antropologi Budaya: Perspektif Ekologi dan Perubahan Budaya. Pekan Baru: CV Witra Irzani, 2009.
Irwan, Dinamika dan Perubahan Sosial Pada Komunitas Lokal. Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2018.
Ihromi, T.O. (ed), Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 1980.
Mulyana, Deddy dan Jalauddin Rakhmat, Komunikasi Antar Budaya: Panduan Berkomunikasi Dengan Orang-orang Berbeda Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017.
Permatasari, Yulita. D. dan Hera Yulita, Tatung: Perekat Budaya di Singkawang. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial.
Rahmayani, Any, Pemukiman Tionghoa di Singkawang dari Masa Kongsi Hingga Masa Kolonial. Sinkawang: Penerbit Ombak, 2014.
Suryadi, Fitria Ferliana, Tatung Sebagai Budaya Masyarakat Tionghoa. Jurnal Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanegara.
Tanggok, M. Ikhsan, Agama dan Kebudayaan Orang Hakka di Singkawang. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2017.