Misalnya rumah betang atau rumah panjang, mandau dan bangunan-bangunan lainnya. Kebudayaan obyektif ini ialah di luar diri kita manusia. Proses humanisasi ini diramu secara bertahap dari generasi ke generasi sehingga membentuk sebuah kegiatan-kegiatan yang terinstusioanalisai dan berkembang dari jaman ke jaman. Dalam kebudayaan obyektif ini terdiri dari beberapa unsur yaitu ilmu pengetahuan, teknologi, kesosialan, ekonomi, kesenian, agama, dan adat-istiadat. Jadi di dalam kebudayaan obyektif pasti terdiri dari beberapa unsur tersebut.
Dayak Mayao
Suku Dayak adalah salah satu suku di Indonesia yang mendiami tanah pedalaman Kalimantan. Suku Dayak merupakan penduduk asli pulau Kalimantan yang secara keseluruhan di dalamnya terdapat 405 sub suku. Salah satunya dari subsuku itu ialah  Dayak Mayau. Dayak Mayau ini terdapat di Kabupaten Sanggau, mereka menyebut diri Mayau saat bertemu dengan suku Dayak lainnya atau dari golongan suku lain.[1]  Suku Dayak Mayau adalah salah satu susbsuku Dayak yang ada di Kalimantan.Â
Suku Dayak Mayau ini tidak terlalu dikenal luas oleh suku-suku lain, karena suku Dayak Mayau ini hanya terdiri dari beberapa kampung. Suku Dayak Mayau hanya terdiri dari tujuh kampung yakni kampung Entiop, Kadak, Kelompu, Lanong, Upe, dan Kotub, yang terletak di bagian timur Kecamatan Bonti, Kabupaten Sanggau. Selain itu suku Mayau juga ada di kampung Ngkayu yang bermukim di wilayah kecamatan Parindu. Dengan sedikitnya kampung ini yang membuat suku ini tidak di kenal banyak orang.Â
[2]Bahasa yang digunakan oleh suku Dayak Mayau ini disebut bahasa Mayau. Bahasa kelompok suku Mayau ini banyak memperlihatkan kesamaan dengan bahasa kampung Sami, Tinying, Dosant, beberapa kolompok bahasa bidayuhik lainya. Walaupun satu rumpun suku, bahasa setiap kampung dalam suku Dayak Mayau ini memiliki perbedaan penekanan dalam berbahasa. Namun saling mengerti satu sama lain.
Â
Kebudayaan subyektif dan kebudayaan obyektif dalam budaya Dayak Mayao
Kebudayaan Subyektif : Dalam budaya suku Dayak Mayau, kebudayaan subyektif yang penulis hidupi dinamakan "Botopas" yang berarti pantangan. Selain dari pantangan pengertian yang sangat fundamental dari Botopas ialah pembersihan diri. Maka pada saat botopas setiap orang akan dibersihkan menggunakan daun. Daun dan disertai mantra itulah yang dipukul-pukul ke badan sebagai bentuk pembersihan diri. Yang penulis alami ialah pada saat botopas itu dilakukan pada tengah malam.Â
Maka kita sekeluarga berkumpul di depan rumah menunggu petugas dan dukun kampung yang datang menopas (membersihkan) kita. Botopas diikuti semua masyarakat di satu kampung yang sedang mengadakan acara botopas, kegiatan botopas ini dilakukan akibat suatu peristiwa negatif yang terjadi di kampung tersebut. Dahulu botopas dilaksanakan setiap setahun sekali, biasanya dilakukan setelah acara nosu minu podi (gawai dayak). Acara ini dibuat setelah nosu minu podi dipercayai atau diyakini untuk mengusir segala penyakit dan mala petaka dari kampung.Â
Namun sekarang botopas itu sering dilakukan, karena di dalam masyarakat sendiri sudah terdapat berbagai penyakit yang mengancam kehidupan. Acara botopas ini dimaksudkan untuk menangkal segala penyakit atau malapetaka yang menimpa setiap orang. Acara botopas nya sendiri dilakukan paling tidak atau sampai tiga hari. Â Setelah botopas barulah masyarakat mengadakan pantang. Balala atau pantang merupakan hasil dari botopas. Balala itu untuk mewujudkan apa yang telah di harapkan dalam botopas. Botopas dan balala itu masih satu kesatuan yang utuh, namun botopas lebih ke acara inti atau acara adatnya.Â
Sedangkan balala merupakan wujud nyata dari niat masyarakat. Pantang dalam bahasa dayak Mayao yakni balala. Balala merupakan bentuk niat dari masyarakat untuk mengurung diri di rumah (pantang). Â Oleh sebab itu, balala biasanya dilakukan kurang lebih satu minggu. Maka selama balala orang-orang tidak boleh keluar rumah atau berpergian kemana-mana dan orang juga dilarang untuk masuk kampung. Selain itu orang-orang juga dilarang makan makanan tertentu, misalnya sayur rebung dan dilarang membakar atau memakan belacan (terasi udang). Jika ada yang melanggar aturan balala tersebut maka dikenai sanksi adat.