Mohon tunggu...
Agustinus Ependi
Agustinus Ependi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Filsafat, di Fakultas Filsafat, Universitas St. Thomas Medan

Tutuh Nya Tiop, Akal Nya Midop.. Onih Agah?

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Sub Suku Dayak Mayau

17 Februari 2023   15:38 Diperbarui: 17 Februari 2023   15:49 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah Panjang atau yang disebut dengan rumah Radangk merupakan rumah khas subsuku Dayak Kalimantan Barat. Mengapa disebut rumah panjang? Karena rumah ini bentuknya memanjang. Panjang rumah ini ada mencapai 300 meter yang terdidri dari banyak bilik[10]. Rumah Panjang ini merupakan tempat tinggal masyarakat Dayak zaman dahulu. Rumah Panjang ini dihuni banyak keluarga, setiap kepala keluarga memiliki satu bilik. Jadi rumah Panjang ini bisa dihuni banyak keluarga, biasanya mencapai puluhan kepala keluarga. Pada dasarnya semua yang tinggal di rumah Panjang adalah keluarga. Keluarga yang dimaksudkan disini adalah  keluarga hubungan  darah.

Dengan tinggal dirumah Panjang hal ini memberi makna tersendiri bagi masyarakat Dayak. Maknanya ialah supaya tetap terjalin persatuan dan kerukunan dalam hidup berkeluarga. Dengan tinggal dirumah Panjang semangat solidaritas (gotong-royong) sangat ditekankan. Dimana mereka saling membantu dan berbagi dalam hidup keseharian mereka.

Selain panjang, rumah ini juga tergolong memiliki ketinggian yang cukup tinggi atau berbentuk panggung. Rumah Panjang ini dibuat tinggi untuk menghindari binatang buas dan banjir. Dimana kala itu masyarakat masih hidup di tengah hutan belantara. [11] Maka untuk menjaga dari terkaman binatang buas rumah Panjang dibuat tinggi oleh masyarakat Dayak.

Bagi masyarakat Dayak rumah Panjang merupakan tempat berbagai aktivitas bagi masyarakat Dayak. Baik itu dalam aktivitas social, ekonomi, budaya, dan bahkan dalam masalah politik. Oleh sebab itu rumah Panjang merupakan sebagai pusat atau lambung kehidupan komunal yang harmonis bagi masyarakat Dayak.  [12]

Solidaritas (Gotong Royong) Dalam dalam Budaya Suku Dayak 

Solidaritas sangat erat kaitannya dengan rasa kebersamaan yang sering kita contohkan dengan gotong royong. Ada solidaritas kabiat dari adanya perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama. Dengan demikian solidaritas muncul karena adanya kesamaan nilai-nilai dalam setiap individu sehingga mereka memiliki kesadaran untuk tetap terus bersama.

Masyarakat Dayak memiliki pola sosial yakni semangat solidaritas yang sangat tinggi. Semangat solidaritas ini tampak dari kehidupan mereka sehari-hari yang mereka lakukan secara bersama-sama di rumah Panjang.[13] Lahirnya sikap solidaritas yang tinggi di rumah Panjang ini karena masyarakat mempunyai hubungan darah. Itu menjadi alasan mengapa rasa solidaritas itu sangat kuat. Selain dari semangat solidaritas yang kuat, mereka juga mempunyai semangat berbagi yang tinggi.

Solidaritas sosial yang lahir dari hubungan darah merupakan suatu ikatan atas dasar hormat dan kepercayaan terhadap satu sama lain. Hal demikian menyebabkan solidaritas itu tumbuh dan berkembang secara turun--temurun, bahkan sudah menjadi tradisi yang dipelihara kelestarianya. Dengan demikian setiap anggota masyarakat merasa bertanggung jawab dalam setiap kegiatan bersama sebagai wujud semangat gotong royong.

Selain dari hubungan darah, penyebab munculnya solidaritas juga lahir secara tidak langsung dari kehidupan sehari-hari di rumah Panjang. Melalui penghayatan atau diterapkan dalam hidup solidaritas itu dapat melekat dalam diri masing-masing orang yang tinggal di rumah Panjang. 

Dengan demikian solidaritas tersebut menjadi identitas dari sub suku Dayak. Semangat solidaritas ini yang tidak banyak dimiliki oleh suku-suku di Indonesia. Maka sebagai orang Dayak perlu berbangga hati, karena kita sudah memperjuangkan nilai-nilai tersebut sebagai identitas kita sebagai orang-orang yang hidup dalam semangat bergotong royong.

Pengaruh Masuknya Pendidikan Modern pada Budaya Gotong Royong 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun