Mohon tunggu...
Agustinus Daniel
Agustinus Daniel Mohon Tunggu... -

Credo ut Intelligam - Aku percaya maka aku mengerti.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Panggilan Profetik (2)

5 Agustus 2016   19:23 Diperbarui: 5 Agustus 2016   19:31 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setelah Tuhan kita merangkum seluruh perintah dalam hukum utama, seorang ahli Taurat membenarkan dan menanggapi, “...mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." (Mrk.12:33). 

Kata Yesus kepadanya, "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" (Mrk.12:34) 

Dengan memahami hukum utama, ahli Taurat itu dekat dengan Kerajaan Allah, tapi ia belum sampai. Hukum utama belum cukup untuk mewujudkan Kerajaan Allah di bumi. 

Pada kesempatan lain Tuhan mengatakan kepada para rasul-Nya, “Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah....” (Mrk.4:11). Ajaran apakah yang diberikan kepada para rasul dan tidak diketahui orang-orang lain, termasuk juga ahli taurat yang memahami hukum utama itu? Jawabannya: perintah baru! 

“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh.13:34). 

Mengasihi seperti Kristus mengasihi! Itulah rahasia Kerajaan Allah yang akan membuat kehidupan di bumi menjadi seperti di dalam surga karena bumi akan dipenuhi oleh manusia yang mengasihi sesamanya seperti Allah telah mengasihi! Itulah peradaban sempurna yang mengekspresikan kemuliaan Tuhan.. 

Setelah Tuhan menciptakan manusia, Tuhan melihat segala yang diciptakan itu amat baik. Pada hari ketujuh Tuhan beristirahat untuk menikmati ciptaan-Nya yang telah mengekspresikan kemuliaan-Nya dengan sempurna. Setelah kejatuhan manusia ke dalam dosa, tentu saja manusia tidak lagi mengekspresikan kemuliaan-Nya. 

Momen sebelum kejatuhan manusia ke dalam dosa ini begitu berharga di mata Tuhan sehingga Ia memberikan perintah kepada manusia untuk menguduskan hari Sabat. Itulah hari dimana manusia, sebagai puncak ciptaan Tuhan, pernah menjadi ekspresi kemuliaan Tuhan yang sempurna. 

Pada tahap mitatio dalam panggilan transformatif, kita berkontemplasi pada Kristus yang tersalib. Sementara itu, pada tahap imitatio dalam transformasi peradaban kita juga berkontemplasi pada Kerajaan Allah, yaitu dengan menguduskan hari Sabat! 

Dalam kontemplasi salib kita mencoba memahami kasih Tuhan yang terdalam, sedangkan dengan menguduskan hari Sabat kita merenungkan kembali momen kebahagiaan tertinggi Tuhan terhadap ciptaan-Nya. Sebuah momen dimana Tuhan telah melihat semua ciptaan-Nya dalam keadaan kudus tanpa cela dan telah mengekspresikan kemuliaan-Nya yang sempurna. 

Pulihkan kembali hari Sabat sebagai hari yang kudus agar kita ikut merasakan kerinduan Tuhan untuk menghadirkan Kerajaan Allah di bumi. Bukan hanya selama satu atau dua jam di Gereja, tapi sepanjang hari dengan berdoa, membaca kitab suci, dan hanya melakukan perbuatan-perbuatan baik serta menolak segala kegiatan yang menjauhkan kita dari Kerajaan Allah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun