"Baik, apa tujuan spesifik kita untuk eksperimen kali ini?" tanya Josefa saat mereka berkumpul di balai desa.
Didimus menjawab, "Kita ingin meningkatkan penggunaan pupuk organik dari bahan lokal yang dapat diperbaharui dan menguji teknik pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan."
"Dan jangan lupa penggunaan teknologi modern yang lebih intensif, seperti drone untuk pemantauan ladang," tambah Teguh. "Kita butuh data lebih banyak dan lebih akurat."
Didimus mengangguk. "Setuju. Aku akan memimpin tim dalam mengatur percobaan dan mengumpulkan data lapangan secara terstruktur. Kita harus memantau kemajuan dan hasil dari perubahan ini dengan cermat."
Eksperimen kedua ini juga mencakup penggunaan lebih intensif teknologi modern. "Drone bisa membantu kita mengumpulkan data tentang kondisi tanah, perkembangan tanaman, serta potensi masalah hama atau penyakit tanaman yang mungkin timbul," jelas Teguh.
"Dan data dari drone akan menjadi dasar kita dalam membuat keputusan yang lebih tepat dalam pengelolaan pertanian sehari-hari," kata Josefa.
Selain itu, Josefa mengatur workshop tambahan untuk petani-petani lokal tentang cara mengelola pupuk organik dan teknik pengendalian hama yang baru mereka coba. "Kita perlu memastikan petani memahami dan bisa menerapkan praktik-praktik baru ini dengan benar dan efisien di ladang masing-masing," kata Josefa dalam salah satu workshop.
Pak Budi, seorang petani lokal, bertanya, "Bagaimana cara terbaik mengaplikasikan pupuk organik ini, Bu Josefa?"
"Dalam kondisi tanah seperti ini, sebaiknya kita aplikasikan pupuk organik setiap dua minggu sekali," jawab Josefa. "Pastikan pupuk tersebut meresap dengan baik ke dalam tanah."
Selama eksperimen kedua berlangsung, mereka terus berkoordinasi secara rutin dengan warga kampung dan sesepuh-sesepuh. "Keterlibatan aktif masyarakat sangat penting bagi kesuksesan jangka panjang inisiatif ini," kata Didimus saat rapat dengan para sesepuh.
"Iya, kita harus terus mendapatkan masukan langsung tentang perubahan yang mereka lihat dan rasakan di lapangan," tambah Teguh.