Pembahasan di atas menunjukkan bahwa waktu, dalam dimensi masa lalu, kini, dan masa depan, adalah anugerah yang membentuk kehidupan kita dalam harmoni yang saling terhubung. Masa lalu mengajarkan pelajaran berharga, masa kini adalah momen untuk bertindak, dan masa depan memberikan motivasi serta harapan. Perspektif ini saling melengkapi: filsafat Timur menekankan karma dan kesadaran penuh, filsafat Barat mengajarkan refleksi, tanggung jawab, dan perencanaan, sementara ajaran Gereja Katolik memadukan keduanya dalam iman, kasih, dan pengharapan akan keselamatan. Dengan memahami hubungan dinamis ini, kita dapat menjalani hidup yang bijaksana, memanfaatkan waktu secara bermakna, dan menenun kehidupan yang harmonis bagi diri sendiri, sesama, dan dunia. (*)
Merauke, 12 Desember 2024
Agustinus Gereda
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H