Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Dilema Penyelamatan Mahasiswa yang Melewati Batas Waktu Studi, Kualitas Dipertaruhkan

30 Agustus 2024   06:05 Diperbarui: 30 Agustus 2024   08:38 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para calon mahasiswa mengikuti ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 di Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (16/5/2017). (KOMPAS/WAWAN H PRABOWO)

Hasilnya, skripsi yang dihasilkan cenderung dangkal, kurang analitis, dan tidak memberikan kontribusi baru terhadap ilmu pengetahuan, yang pada akhirnya menurunkan standar mutu pendidikan di perguruan tinggi.

Dosen pun mengalami dilema karena terpaksa menyetujui skripsi yang tidak memenuhi standar akademis. Kebijakan institusi yang menekankan kelulusan cepat membuat dosen harus mengorbankan integritas akademis mereka. Hal ini menimbulkan rasa kecewa dan beban moral bagi dosen, karena mereka merasa bertanggung jawab memastikan lulusan kompeten, meskipun tahu bahwa pengetahuan dan keterampilan lulusan tersebut mungkin tidak memadai.

Dampak jangka panjang dari kebijakan ini serius, baik bagi lulusan maupun reputasi perguruan tinggi. Lulusan mungkin akan kesulitan bersaing di dunia kerja karena kurangnya kompetensi. 

Reputasi perguruan tinggi juga bisa rusak, yang dapat mengurangi minat calon mahasiswa dan kepercayaan publik, serta berpotensi menyebabkan penurunan akreditasi dan kerugian finansial bagi institusi.

Dilema Moral dan Profesional Dosen

Kebijakan penyelamatan mahasiswa yang seharusnya dropout menempatkan dosen dalam posisi sulit dengan menghadapkan mereka pada dilema moral dan profesional. Dosen, sebagai penjaga integritas akademis, dituntut untuk menjaga standar mutu pendidikan dan memastikan bahwa mahasiswa yang lulus benar-benar memenuhi kriteria akademis. 

Namun, kebijakan institusi sering kali memaksa mereka meluluskan mahasiswa yang belum layak, sehingga menciptakan konflik antara tanggung jawab akademis dan kepatuhan terhadap pimpinan perguruan tinggi.

Dilema ini timbul dari kontradiksi antara tanggung jawab moral dosen untuk menjaga kualitas pendidikan dengan tuntutan institusi yang mengutamakan angka kelulusan. Di satu sisi, dosen bertanggung jawab memastikan mahasiswa mereka siap menghadapi dunia nyata, sementara di sisi lain mereka terikat pada kebijakan yang mungkin menurunkan standar akademis. Hal ini memberikan tekanan besar pada dosen, yang harus memilih antara mempertahankan integritas atau mengikuti perintah institusi.

Bagi banyak dosen, integritas akademik adalah prinsip dasar yang mendasari seluruh praktik pendidikan. Mereka percaya bahwa gelar akademis harus mencerminkan kemampuan yang sesungguhnya, bukan sekadar simbol kelulusan. 

Ketika kebijakan institusi mengharuskan mereka menurunkan standar atau meluluskan pekerjaan yang tidak memadai, kepercayaan pada sistem pendidikan dan nilai gelar akademis itu sendiri bisa terkikis. Akibatnya, hal ini dapat merusak reputasi dan kredibilitas perguruan tinggi dalam jangka panjang, baik di mata publik maupun dunia kerja.

Analisis Kualitas Perguruan Tinggi dalam Konteks Kebijakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun