Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membaca untuk Menulis, Menulis untuk Membaca

15 Agustus 2024   09:52 Diperbarui: 15 Agustus 2024   13:46 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemahaman yang lebih mendalam: Ketika seseorang menulis tentang apa yang telah mereka baca, mereka harus menganalisis dan menyintesis informasi tersebut, bukan hanya sekadar memahaminya secara dangkal. Proses menulis memungkinkan pembaca untuk mengidentifikasi ide utama, argumen, dan struktur teks, sehingga meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang dibaca. 

Menurut William Zinsser (2006), dalam On Writing Well: The Classic Guide to Writing Nonfiction,  menulis adalah berpikir di atas kertas. Ini memaksa kita untuk menggali lebih dalam ke dalam pikiran kita dan mengaturnya ke dalam struktur yang koheren, yang pada gilirannya mengarah pada pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang kita hadapi

Pengembangan keterampilan berpikir kritis: Ketika menulis, seseorang harus mempertimbangkan berbagai perspektif, mengevaluasi validitas argumen, dan merumuskan pendapat yang didukung oleh bukti yang kuat. Proses ini meningkatkan kemampuan pembaca untuk membaca dengan lebih kritis dan analitis, sehingga tidak hanya menerima informasi secara pasif. 

Menurut Peter Elbow (1998), dalam Writing with Power: Techniques for Mastering the Writing Process, menulis mengharuskan kita terlibat secara aktif dengan teks, mempertanyakan, menganalisis, dan mengkritik apa yang kita baca. Proses keterlibatan kritis ini mempertajam kemampuan kita untuk melihat dan mengevaluasi informasi, yang sangat penting untuk membaca lebih dalam.

Meningkatkan konsentrasi: Proses menulis membutuhkan perhatian penuh dan pemikiran yang mendalam, yang pada gilirannya melatih otak untuk mempertahankan fokus yang lebih baik saat membaca. Ketika seseorang terbiasa menulis, mereka akan lebih mampu mengabaikan gangguan dan berkonsentrasi pada teks yang sedang dibaca, sehingga meningkatkan efisiensi dan efektivitas membaca. Menurut Donald Murray (2004), dalam Write to Learn,  seorang ahli menulis, menulis secara teratur membantu melatih pikiran untuk tetap fokus dan terlibat. Peningkatan fokus ini diterjemahkan ke dalam praktik membaca yang lebih baik, karena pembaca lebih selaras dengan detail dan kecil kemungkinannya untuk terganggu

Hubungan Timbal Balik Membaca dan Menulis

Membaca dan menulis adalah dua aktivitas yang saling berhubungan dalam sebuah siklus yang berkelanjutan. Kedua keterampilan ini tidak hanya mendukung satu sama lain tetapi juga memperkaya dan memperkuat pemahaman serta kemampuan dalam kedua bidang tersebut.

Membaca dan menulis membentuk sebuah siklus berkelanjutan sehingga satu aktivitas memperkuat yang lain. Saat membaca, seseorang menyerap informasi, ide, dan gaya penulisan yang secara tidak langsung memengaruhi kemampuan menulisnya. Sebaliknya, ketika menulis, ia harus kembali membaca untuk mencari referensi, menguji argumen, atau mendapatkan inspirasi. 

Menurut Donald Graves (2003), dalam Writing: Teachers and Children at Work, tindakan membaca menginformasikan dan memperkaya tulisan, sementara tindakan menulis mengharuskan seseorang untuk kembali membaca dengan mata yang lebih kritis. Hubungan timbal balik ini sangat penting untuk pengembangan keterampilan literasi yang kuat.

Siklus ini menciptakan umpan balik positif: semakin banyak seseorang membaca, semakin baik mereka menulis; dan semakin banyak mereka menulis, semakin dalam mereka membaca. Proses ini membantu memperkuat keterampilan literasi secara keseluruhan, memungkinkan seseorang untuk menjadi pembaca yang lebih kritis dan penulis yang lebih efektif.

Proses penulisan kreatif adalah contoh konkret bahwa siklus membaca dan menulis terjadi secara berkelanjutan. Penulisan kreatif sering dimulai dengan membaca, seperti buku, artikel, atau karya seni lain yang memberikan inspirasi. Membaca memungkinkan penulis mendapatkan ide, memahami struktur naratif, dan menyerap gaya penulisan yang bisa diterapkan dalam karyanya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun