Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Penulis - Pensiunan

Pencinta membaca dan menulis, dengan karya narasi, cerpen, esai, dan artikel yang telah dimuat di berbagai media. Tertarik pada filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Berpegang pada moto: “Bukan banyaknya, melainkan mutunya,” selalu mengutamakan pemikiran kritis, kreatif, dan solusi inspiratif dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Antar Dulang" dalam Masyarakat Lamaholot, Ekspresi Solidaritas atau Pemborosan?

5 Agustus 2024   06:10 Diperbarui: 5 Agustus 2024   14:27 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam konteks masyarakat tradisional seperti Lamaholot, setiap acara adat tidak hanya menjadi momen penting bagi pihak yang merayakan, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat hubungan sosial antar keluarga dan kerabat.

Menurut Simarmata (2016), dalam Tradisi dan Perubahan Sosial di Indonesia, tradisi ini berfungsi sebagai mekanisme sosial untuk memperkuat solidaritas, mengingatkan setiap anggota komunitas akan tanggung jawab sosialnya dan keterikatan yang lebih besar terhadap kelompok.

Tradisi "antar dulang" menjadi simbol solidaritas yang nyata di antara anggota masyarakat. Dalam kebudayaan Lamaholot, tindakan mengantar dulang bukan sekadar kewajiban sosial, melainkan ekspresi nyata solidaritas dan dukungan terhadap sesama. Geertz (1973), dalam The Interpretation of Cultures, menyatakan bahwa dalam konteks kebudayaan, tindakan-tindakan seremonial seperti ini memperkuat rasa saling memiliki dan keterikatan emosional antar anggota komunitas.

Kebersamaan, yang menjadi salah satu nilai inti juga tercermin dalam pelaksanaan tradisi ini. Kegiatan persiapan dan pengantaran dulang melibatkan banyak anggota komunitas, menciptakan suasana gotong royong dan kerja sama.

Fischer (2014), dalam Ritual and Society in Southeast Asia, menekankan bahwa kebersamaan dalam kegiatan tradisional membantu memperkuat struktur sosial dan meningkatkan rasa saling percaya antar individu dalam komunitas.

Dukungan komunitas yang kuat menjadi salah satu alasan mengapa tradisi ini tetap bertahan. Dalam acara pernikahan adat, keluarga yang mengadakan pesta tidak hanya dibantu secara material, tetapi juga mendapatkan dukungan moral dari seluruh komunitas. Ini menciptakan jaringan sosial yang saling menopang, yang penting bagi stabilitas sosial.

Turner (1969), dalam The Ritual Process: Structure and Anti-Structure, menggambarkan bagaimana ritual sosial dapat memperkuat hubungan sosial dengan menawarkan kesempatan untuk interaksi dan kolaborasi.

Tantangan dan Masalah

Tradisi "antar dulang" dalam masyarakat Lamaholot, meskipun kaya akan nilai-nilai positif seperti solidaritas dan kebersamaan, tidak lepas dari berbagai tantangan dan masalah yang dihadapi oleh para pelakunya. Tantangan ini meliputi beban ekonomi bagi keluarga kurang mampu, pemborosan sumber daya, dan tekanan sosial untuk menjaga gengsi.

Salah satu tantangan utama dari tradisi "antar dulang" adalah beban ekonomi yang ditimbulkannya, terutama bagi keluarga yang kurang mampu. Setiap keluarga diharapkan untuk berpartisipasi dalam acara adat dengan memberikan sumbangan dalam bentuk makanan dan barang yang tidak jarang melebihi kapasitas finansial mereka.

Sibarani (2012), dalam buku Nilai Budaya dalam Tradisi Lisan, mengungkapkan bahwa tekanan sosial untuk berpartisipasi dalam tradisi seperti ini dapat menambah beban ekonomi yang signifikan, terutama ketika keluarga merasa terpaksa meminjam uang atau mengorbankan kebutuhan dasar untuk memenuhi ekspektasi komunitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun