Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Janji di Balik Perbedaan

12 Juli 2024   18:58 Diperbarui: 12 Juli 2024   19:04 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ismail, aku tidak bisa menerima cintamu kecuali kamu mau meninggalkan agamamu dan masuk Katolik," kata Helena dengan lembut namun tegas.

Ismail terdiam. Keputusan itu tidak mudah baginya. Agamanya adalah bagian penting dari hidupnya, dan ia tahu bahwa perubahan besar ini akan membawa banyak konsekuensi.

"Aku butuh waktu untuk memikirkannya, Helena," jawab Ismail dengan suara bergetar.

Namun, takdir berkata lain. Kesibukan Ismail dengan proyek-proyeknya membuatnya sulit melanjutkan masa pembinaannya di Gereja Katolik. Helena terus menunggu dengan setia, meski hatinya diliputi keraguan.

Suatu malam, di bawah bintang-bintang yang berkelap-kelip di langit Jayapura, Helena berbicara dengan mamanya melalui telepon.

"Ibu, Ismail terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Aku tidak tahu apakah dia benar-benar serius," kata Helena dengan suara serak. "Sabarlah, Nak. Cinta butuh waktu dan pengorbanan," jawab mamanya lembut.

Namun, waktu terus berlalu tanpa kabar dari Ismail. Helena merasa hatinya hancur, tetapi ia tidak mau menyerah pada keputusasaan. Hingga akhirnya, ia bertemu dengan Stefanus, seorang konsultan pajak yang beragama Katolik. Stefanus adalah pria yang bertanggung jawab, penuh perhatian, dan selalu siap berkorban untuk Helena.

"Stefanus, aku takut untuk mencintai lagi. Hatiku sudah terlalu sering terluka," kata Helena suatu hari.

"Helena, aku tidak akan menyakitimu. Aku di sini untuk mencintaimu dan melindungimu," jawab Stefanus dengan lembut.

"Helena, aku mencintaimu dengan segenap hatiku," kata Stefanus suatu malam, di bawah sinar bulan yang lembut.

"Aku juga mencintaimu, Stefanus. Aku tahu bahwa kamu adalah orang yang tepat untukku," jawab Helena dengan air mata bahagia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun