Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja Terakhir

2 Juli 2024   08:50 Diperbarui: 2 Juli 2024   12:44 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Syukurlah, Bu Sri. Ini benar-benar bantuan yang sangat berarti bagi kami," jawab Nina dengan penuh syukur.

Hari-hari berlalu dengan cepat. Nina semakin sibuk dengan kegiatan di puskesmas dan ladang. Di sela-sela kesibukannya, ia sering merenung tentang betapa kuatnya ikatan mereka di desa ini. Suatu sore, ketika senja mulai mengintip di balik pepohonan, Pak Johanes datang lagi. Kali ini dengan wajah penuh haru.

"Nina, desa kita dipilih menjadi desa percontohan. Kerja keras kita semua tidak sia-sia," katanya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Puji Tuhan, Pak Johanes. Ini berkat kerja keras dan kebersamaan kita semua," jawab Nina sambil menahan air mata bahagia.

Senja itu terasa lebih hangat dari biasanya. Bukan hanya karena matahari yang perlahan tenggelam, tapi karena hati mereka yang penuh dengan harapan dan kebahagiaan. Nina tahu, di setiap senja yang datang, selalu ada cerita tentang perjuangan, harapan, dan cinta. Dan di bawah langit yang sama, mereka akan terus melangkah, bersama-sama, menyongsong hari esok dengan senyum yang lebih lebar dan hati yang lebih kuat.

Dan ketika malam menutup tirai hari, Nina merasakan ketenangan yang mendalam. Dia tahu bahwa setiap perjuangan, setiap doa, dan setiap senyum yang tulus adalah bagian dari perjalanan hidup yang indah. Dengan tekad yang baru, dia menatap bintang-bintang, yakin bahwa masa depan mereka akan semakin cerah, diiringi senja yang tak pernah lelah memberikan harapan. Angin malam berhembus lembut, menyapu daun-daun kering. (*)


Merauke, 2 Juli 2024

Agustinus Gereda

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun