Mohon tunggu...
Agustinus Gereda Tukan
Agustinus Gereda Tukan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Hobi membaca dan menulis. Selain buku nonfiksi, menghasilkan tulisan narasi, cerpen, esai, artikel, yang termuat dalam berbagai media. Minat akan filsafat, bahasa, sastra, dan pendidikan. Moto: “Bukan banyaknya melainkan mutunya” yang mendorong berpikir kritis, kreatif, mengedepankan solusi dan pencerahan dalam setiap tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membentuk Watak Mulia: Etika Pendidikan Karakter dalam Era Digital

12 Juni 2024   05:05 Diperbarui: 12 Juni 2024   06:14 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Era digital telah mengubah cara belajar dan berinteraksi dengan informasi secara fundamental. Dengan munculnya internet, media sosial, dan teknologi digital lainnya, generasi muda terpapar pada berbagai pengaruh dan informasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menuntut pendekatan baru dalam pendidikan karakter untuk membantu siswa menavigasi dunia yang semakin kompleks dan terhubung secara digital. Penggunaan teknologi juga membawa tantangan etika yang kompleks, terutama terkait dengan privasi, keamanan, cyberbullying, dan penggunaan yang berlebihan. Karena itu, pendidikan karakter dalam era digital tidak hanya berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai positif, tetapi juga pemahaman tentang tanggung jawab dan etika dalam menggunakan teknologi.

Di tengah arus informasi yang beragam, dibutuhkan penanaman nilai-nilai, seperti integritas, empati, ketekunan, dan kejujuran. Pendidikan karakter dalam era digital harus mengintegrasikan nilai-nilai ini dalam penggunaan teknologi sehari-hari. Dengan demikian, siswa dapat menjadi individu yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia dalam dunia digital. Meskipun terdapat tantangan yang terkait dengan penggunaan teknologi dalam pendidikan karakter, era digital juga membawa peluang besar. Artikel ini berusaha menjelajahi bagaimana pendidikan karakter dapat disesuaikan dengan perubahan era digital serta mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada.

Pengertian Pendidikan Karakter di Era Digital

Pada hakikatnya pendidikan karakter bertujuan membentuk nilai-nilai, sikap, dan perilaku positif agar siswa menjadi individu yang bertanggung jawab, berempati, dan berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pendidikan karakter berupaya mengembangkan kecerdasan moral siswa, yaitu kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengatasi dilema moral, serta membuat keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai etika. Pendidikan karakter melibatkan pembinaan etika dan moralitas agar memperkuat kesadaran siswa akan apa yang benar dan salah, serta memotivasi mereka untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip moral.

Dalam artikel The Educational Forum, Ferguson &  Gaddy (2007), menjelaskan bahwa pendidikan karakter penting karena membantu siswa mengembangkan keterampilan moral, sosial, dan emosional yang mereka butuhkan untuk sukses dalam kehidupan pribadi, sosial, dan profesional mereka.

Bornstein & Lamb (2010) dalam The Handbook of Life-Span Development menekankan tantangan yang dihadapi pendidikan karakter di era digital. Tantangan utama termasuk mengelola penggunaan teknologi yang berlebihan, memahami etika dalam interaksi online, dan menjaga keseimbangan antara kehidupan digital dan kehidupan nyata.

Dalam artikel Educational Psychology Review, Anderson & Grotzer (2017) menyoroti peran teknologi dalam mendukung pembelajaran karakter. Teknologi dapat digunakan untuk menyajikan skenario simulasi yang memungkinkan siswa untuk bereksperimen dengan berbagai pilihan moral dan melihat konsekuensinya.

Etika Pendidikan Karakter di Era Digital

Etika pendidikan karakter dalam era digital mencakup prinsip-prinsip etika, nilai-nilai karakter, dan contoh penerapan etika pendidikan.

Dalam pendidikan karakter di era digital, perlu diperhatikan prinsip-prinsip etika. Pada umumnya pakar pendidikan dan psikologi merekomendasikan beberapa prinsip etika, antara lain (i) kejujuran dan integritas online, (ii) menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, (iii) empati dan menghargai keanekaragaman online, (iv) kewaspadaan terhadap cyberbulling dan perilaku negatif lainnya, dan (v) tanggung jawab terhadap konten online.

Melalui penerapan prinsip-prinsip etika tersebut, pendidikan karakter di era digital dapat membantu siswa menjadi individu yang bertanggung jawab, berempati, dan berakhlak mulia dalam dunia online yang semakin kompleks.

Di era digital perlu ditanamkan nilai-nilai karakter dalam diri generasi muda. Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan melalui pendidikan karakter, antara lain (i) keterampilan berpikir kritis, keterampilan berkomunikasi, (ii) kreativitas dan inovasi, (iii) kolaborasi dan kerja sama, dan (iv) kemampuan bertanggung jawab.

Dengan menanamkan nilai-nilai tersebut, pendidikan karakter dapat membantu generasi muda menjadi individu yang tangguh, kompeten, dan berakhlak dalam menghadapi tantangan dunia digital yang terus berkembang.

Beberapa contoh penerapan etika pendidikan karakter dalam berbagai kegiatan pembelajaran di era digital, antara lain (i) diskusi online tentang etika penggunaan teknologi, (ii) proyek kolaboratif dengan prinsip keterlibatan dan keterampilan berpikir kritis, (iii) penugasan berbasis proyek yang mendorong kreativitas dan inovasi, (iv) debat online tentang isu etika kontemporer, (v) pelatihan kesadaran diri dan emosi dalam penggunaan media sosial.

Strategi Menanamkan Etika Pendidikan Karakter di Era Digital

Dalam membentuk karakter siswa di era digital dibutuhkan keterlibatan, peran, dan tanggung jawab berbagai pihak seperti sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat.

Sekolah bertanggung jawab dalam mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam kurikulum dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung perkembangan karakter siswa.

Guru memiliki peran kunci menjadi teladan karakter yang baik, memberikan bimbingan moral kepada siswa, dan menciptakan peluang pembelajaran yang mempromosikan perkembangan karakter.

Orang tua memiliki tanggung jawab utama dalam membentuk karakter anak-anak mereka, baik dengan memberikan contoh langsung maupun memberikan dukungan dan bimbingan dalam menghadapi tantangan moral.

Masyarakat juga memiliki tanggung jawab dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter, melalui promosi nilai-nilai positif, memberikan dukungan sosial kepada anak-anak dan remaja, dan menciptakan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang membangun karakter.

Dalam menanamkan etika pendidikan karakter di era digital dibutuhkan metode dan strategi yang tepat. Hal ini merupakan kunci untuk memastikan efektivitas pendidikan karakter dalam konteks teknologi.

Pertama, pembelajaran berbasis proyek. Metode ini memungkinkan siswa untuk belajar dengan cara yang aktif dan terlibat; sementara juga memberikan kesempatan untuk menghadapi tantangan moral dan mempraktikkan nilai-nilai karakter dalam konteks nyata.

Kedua, pemanfaatan media digital. Media ini dapat menjadi alat yang tepat untuk memperkuat pendidikan karakter melalui penggunaan platform pembelajaran online, aplikasi edukasi, dan konten digital yang dirancang untuk mempromosikan nilai-nilai etika dan moral.

Ketiga, diskusi dan refleksi untuk membantu siswa memahami nilai-nilai karakter dan menerapkan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Melalui diskusi, siswa dapat mempertimbangkan berbagai perspektif dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang etika dan moralitas.

Keempat, contoh atau teladan. Pemberian teladan oleh guru, orang tua, dan tokoh masyarakat merupakan strategi yang efektif dalam membentuk karakter siswa. Keteladanan dari orang dewasa yang mereka hormati dapat memberikan contoh yang kuat tentang bagaimana menerapkan nilai-nilai etika dalam kehidupan sehari-hari.

Uraian di atas memperlihatkan bahwa di era digital yang penuh dengan informasi dan pengaruh teknologi, etika pendidikan karakter menjadi semakin penting dalam membimbing generasi muda untuk menjadi individu yang bertanggung jawab, berempati, dan berakhlak mulia dalam menggunakan teknologi. Guru, orang tua, dan tokoh masyarakat diajak untuk mengambil peran aktif dalam menanamkan etika pendidikan karakter kepada generasi muda. Diharapkan mereka memberikan teladan yang baik, mendukung pendidikan karakter di sekolah, memantau penggunaan teknologi oleh anak-anak dan remaja. Guru, orang tua, dan tokoh masyarakat memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan karakter yang positif. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun