Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, serta hobi blusukan ke tempat heritage dan unik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sembari Menunggu Kedatangan Gunungan, Mari Simak Cerita Sebar Udhik-udhik Semalam

16 September 2024   10:01 Diperbarui: 16 September 2024   10:08 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa itu udhik-udhik? Udhik-udhik adalah tradisi membagikan uang logam kepada masyarakat. Membagikannya dengan cara disebar (dilempar-lemparkan) bersama beras, biji-bijian, dan bunga. Ini merupakan simbol sedekah raja kepada rakyatnya.

Prosesi sebar udhik-udhik merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu masyarakat, dalam rangkaian Kondur Gongso. Mereka bakalan berusaha mendapatkan koin yang disebar Ngarsa Dalem.

Bagi kalangan muda yang berpikiran modern, uang logam itu dijadikan benda kenangan. Bagi para tetua dan mereka yang masih percaya perihal ngalap berkah, tentu bakalan disimpan baik-baik. Bukan sekadar dijadikan benda kenangan, melainkan untuk dijadikan semacam penyemangat dalam mencari rezeki.

Mengapa kami tidak tertarik ikut rebutan idhik-udhik? Tentu saja karena sudah pernah dan merasa jera rebut-rebutan begitu. Seru sih, seru. Cuma kedorong-dorongnya yang tidak asyik. Kami memang kurang tangguh untuk menghadapi hal-hal serupa itu.

Lagi pula, kami sedang berniat untuk fokus menonton rombongan sultan. Kiranya siapa saja yang mendampingi beliau untuk sebar udhik-udhik? Pucuk dicinta ulam tiba. Walaupun para petugas terkait sudah bersiaga di sekitar regol, kerumunan massa belum menyemut. Jadi, kami leluasa memilih posisi yang sekiranya strategis untuk memotret atau memvideo sultan beserta rombongan.

Dokpri Agustina
Dokpri Agustina

Singkat cerita, setelah menunggu lama akhirnya Sultan HB X beserta rombongan tiba. Beliau memasuki Plataran Masjid melalui regol, kemudian menuju Pagongan Kidul dan sebar udhik-udhik di situ. Selanjutnya menuju ke Pagongan Lor, juga untuk sebar udhik-udhik. Selepas itu Sultan HB X dan rombongan masuk ke masjid untuk menyimak pembacaan riwayat Nabi Muhammad SAW.

Dokpri Agustina
Dokpri Agustina

Apa boleh buat? Karena kami hanyalah rakyat jelata dan tidak mendapatkan undangan dari kraton, tentu saja tidak boleh ikut memasuki masjid. Jangankan ikut duduk menyimak. Masuk halaman masjidnya saja tidak bisa. Alhasil, kami cuma dapat mengintip dari luar pagar.

Kurang lebih satu jam acara selesai. Sultan beserta rombongan pun kembali ke kraton. Saya dan teman bimbang. Tentu bukan sebab ditinggal sultan. Kami bimbang untuk memutuskan. Segera pulang atau bertahan hingga tengah malam di plataran, yaitu saat Kondur Gongso-nya; saat Kyahi Gunturmadu dan Kyahi Nagawilaga diangkat dan diarak masuk ke kraton.

Alhasil, kami memutuskan pulang. Karena masih harus menunggu sekitar satu jam lagi, jika hendak mengikuti prosesi Kondur Gongso-nya. Sementara kami sudah lelah dan kehausan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun