Jangan-jangan, negara memang pelit mengeluarkan anggaran untuk para senior citizen. Yang notabene dianggap sisa peradaban?! Duh, seram.
GAGAL IKUTAN TRIP SEJARAH
Pernah pula saya gagal mendaftar sebuah trip sejarah karena kelebihan syarat usia. Wah! Kegagalan yang ini jauh terasa lebih sakit daripada kegagalan untuk mendaftar kelas menulis tadi.
Rasanya tak habis pikir. Menurut saya, trip yang ditawarkan tidak berat bagi orang sehat di usia berapa pun.
Apa menurut orang-orang dinas itu, kaum separo baya sudah terlalu jompo untuk bersosialisasi dengan anak-anak muda? melakukan trip sejarah? Atau, dianggap bakalan merepotkan sebab tidak kuat menuntaskan seluruh rangkaian kegiatan?
Kalau memang itu alasannya, bukankah untuk pendaftaran bisa dilengkapi dengan syarat kesehatan? Ah, entahlah. Jangan-jangan ageisme sebenarnya tentang kepraktisan seleksi semata.
Lolos Job Sebab Dianggap Sudah Cukup Tua
Kalau pengalaman yang berikut ini menyenangkan. Merupakan sebentuk praktik ageisme yang membahagiakan orang-orang seusia saya. Berkebalikan dengan pengalaman-pengalaman yang telah tertulis di atas.
Begini ceritanya. Suatu ketika saya mendapatkan email mengenai adanya peluang ikutan campaign sebuah produk susu dewasa, dengan syarat usia minimal 40 tahun.
Alhamdulillah selain memenuhi persyaratan usia, saya lolos semua persyaratan lain yang diminta. Hingga akhirnya dimasukkan ke dalam WAG khusus demi memudahkan koordinasi.
Setelah 2 hari tergabung dalam WAG tersebut, admin mengeluarkan seseorang. Tak lama kemudian, sebuah nomor tak dikenal berkirim pesan WA kepada saya. Isinya menanyakan, saat mengisi tautan pendaftaran saya mengisi angka berapa di kolom usia?