Mohon tunggu...
Agustina Purwantini
Agustina Purwantini Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Aktif pula di blog pribadi www.tinbejogja.com

Pada dasarnya full time blogger, sedang belajar jadi content creator, kadang jadi editor naskah, suka buku, dan hobi blusukan ke tempat unik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Pak Gubernur NTT Pasti Terinspirasi Kebiasaan Nono

3 Maret 2023   08:21 Diperbarui: 5 Maret 2023   12:00 1210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah semua ilustrasi di atas adalah tentang pembiasaan kedisiplinan?  Yang semua bermuara pada keinginan untuk meningkatkan prestasi? Tidak mesti dengan cara masuk sekolah pukul 5 'kan?

Jangan lupakan pula anak-anak yang bercita-cita menjadi polisi atau tentara. Mereka tentu rutin berolahraga pagi untuk menempa stamina tubuh. Demikian pula mereka yang tengah merintis jalan menjadi atlet.

Nah! Terutama bagi mereka itu, masuk sekolah pukul 5 jelas berpotensi mengobrak-abrik skenario pencapaian cita-cita. Jadwal berolahraga pagi mereka jadi hilang gara-gara jadwal KBM di sekolah yang tidak lazim.

Duh, Pak Gubernur NTT jalan pikirannya mungkin tak sampai ke situ. Ironis, ya? Ingin melejitkan prestasi, tetapi justru tanpa sadar memangkas upaya sebagian siswa untuk sukses mencapai cita-cita mereka.

Andai kata Gubernur DIY memberlakukan hal yang sama, sebagai emak dari seorang siswa SMK saya pasti menderita.

Masuk sekolah pukul 5 berarti berangkatnya maksimal 30 menit sebelumnya. Tidak seperti saat masuk pukul 06.45 WIB, yang bisa berangkat 20 menit sebelumnya.

Mengapa demikian? Karena gerbang kampung yang dekat rumah masih dikunci. Baru dibuka pada pukul 5. Jadi, kalau mau keluar kampung harus melewati gerbang utama yang letaknya lebih jauh dari posisi tempat tinggal kami.

Setelah sampai di luar gerbang pun masalah belum selesai. Transportasinya bagaimana? Sementara kami tak punya kendaraan pribadi.

Andai kata punya, juga bakalan lebih repot daripada biasanya. Peraturan di kampung kami adalah kendaraan bermotor tidak boleh dinaiki. 

Berarti harus menuntun sepeda motor kurang lebih setengah kilometer supaya mencapai gerbang yang sudah dibuka. Itu pun jalannya menanjak sebelum keluar gerbang (lokasi kampung agak di bawah jalan raya).

Yang saya andai-andaikan di atas baru satu aspek, ya. Baru yang terkait dengan cara berangkat saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun