"Kos-kosan kami di utara, Paaak. Otomatis lewat sini."
"Kami tidak tahu kalau gerbang sini ditutup."
"Saya tidak bawa kuncinya," kata Pak Satpam.
"Tolonglah, Pak. Palingan kuncinya disimpan di pos sana itu."
Segala bujukan rupanya tak mempan meluluhkan hati Pak Satpam. Saat pukul enam tinggal hitungan detik, salah seorang usul untuk lompat pagar saja. Semua setuju.
Tiba-tiba seseorang yang lain tersadarkan bahwa ada perempuan di antara mereka. Katanya, "Lho? Kamu gimana?"
"Pagarnya tinggi sekali. Aku manjat aja. Enggak bisa melompatinya, " sahut satu-satunya perempuan di kelompok tersebut.
"Lhaiya. Manjat. Setinggi itu, masak kita bisa melompatinya?!"
"Eh? Tapi beneran kamu bisa manjat?" Tanya yang lainnya lagi.
"Bisa, tapi nanti jagain. Soalnya aku pakai rok. Pasti agak susah. Untungnya enggak pakai sepatu tinggi."
Tanpa buang kutika seseorang mengawali memanjat pagar. Demikian cepat sehingga Pak Satpam terlambat mencegah. Kalimat larangannya terucap bersamaan dengan mendaratnya si pemanjat pagar di halaman GSP.