Hal-hal lan sikap-sikap tidak produktif seperti itu hendaknya segera disudahi. Lebih baik NU mulai fokus membenahi kondisi internalnya. Demi meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki.
Jadi selain membekali Nahdliyin dengan ilmu keagamaan, NU idealnya responsif dengan perkembangan zaman. Tak ada alasan untuk menghindar, Nahdliyin hendaknya mampu menguasai teknologi. Mengapa? Karena hanya SDM yang berkualitaslah yang dipercaya memberikan sumbangsih di kancah global.
Kiai D. Zawawi Imron dan AHY
Anda pasti tahu kalau AHY juga hadir di resepsi 1 Abad NU. Antusias juga beliau membagikan momentum tersebut di akun IG pribadinya. Banyak nian foto-foto yang diunggah terkait acara tersebut.
Qodarullah, salah satu foto yang diunggah membuat saya lega dan bahagia. Foto yang saya maksudkan adalah foto yang memperlihatkan AHY sedang mencium tangan Kiai Haji D. Zawawi Imron, salah satu penyair kenamaan kita.
Demi melihat foto itu saya bersyukur. Tentu bukan sebab AHY mendadak santri. Namun, karena saya menjadi tahu kabar terkini sang penyair. Alhamdulillah beliau sehat sehingga bisa menghadiri resepsi 1 Abad NU.
 Apakah saya kenal dekat dengan kiai penyair asal Madura itu? Lebih baik saya sebut tidak karena kemungkinan besar, beliau tidak ingat saya lagi. Yang jelas puluhan tahun lalu, ada suatu masa kami kerap berinteraksi saat beliau bolak-balik ke Yogyakarta.
Yang membuat kami berinteraksi adalah urusan sastra. Akan tetapi, nasihat yang saya terima dari beliau justru begini, "Kalau sedang motoran, sedang naik bus, jangan lupa sambil shalawatan. Jangan malah rengeng-rengeng menyanyi."
Sebuah nasihat yang hingga kini tak terlupakan dan sebisa mungkin berusaha saya amalkan. Hmm. Jangan-jangan tempo hari AHY pun sempat dibisiki nasihat "sederhana" yang berfaedah dan tak terlupakan.
Sudah hadir ke resepsi 1 Abad NU berarti sudah menjadi teman NU, bahkan telah menjadi Nahdliyin dan semoga Nahdliyin yang tulen dari hati. Bukan karena alasan ini itu.
Semoga pula NU berteman dengan banyak kalangan tanpa pamrih. Bukan demi mendapatkan ini itu, melainkan demi Islam dan Indonesia.